Lihat ke Halaman Asli

Lokalisasi & Prostitusi Online

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wacana membuat lokalisasi PSK (Pekerja Seks Komersial) kembali menyeruak ditengah tertangkapnya seorang Mucikari (Germo) yang menjajakan PSK kelas tinggi yang berprofesi artis/foto model dengan tarif Rp.80 juta- Rp.200 juta. Cara kerja mucikari tersebut memanfaatkan teknologi informasi yang memang sedang menjadi tren di masyarakat,yaitu media sosial dan "online system" .  Tak perlu repot-repot menyediakan tempat mesum,karena mereka bekerja sangat rapi dengan menggunakan jasa hotel yang marak dijumpai di hampir pusat dan sudut kota,dari kelas melati sampai kelas bintang lima.

Melihat wacana menghidupkan kembali lokalisasi untuk menampung para PSK sebenarnya geli sendiri. Yang melempar wacana itu sebenarnya juga sudah tahu bahwa lokalisasi para PSK tidak effektif memberantas transaksi seks di kalangan kelas menengah sampai keatas. Lokalisasi PSK hanya effektif meminimalisir PSK kelas bawah berada di jalanan. Justru sejak dulu,adanya lokalisasi PSK membuat anak-anak remaja tanggung menjadi "liar" tak terkendali,mereka menjadi tak bermoral karena ingin merasakan seks dengan skala uang jajan yang mereka miliki.

Media sosial sebagai produk teknologi informasi juga bukan lagi hanya dimiliki oleh kalangan menengah keatas. Media sosial dan media online sudah menjadi bagian dari seluruh kehidupan masyarakat dari segala strata sosial. Justru para remaja dan masyarakat desa sekarang semakin mengejar ketertinggalan mereka dengan berupaya ikut arus teknologi. Tak akan terlihat modern bila belum pegang "hape" android atau blackberry,dari kelas murah sampai kelas iPhone termahal...! Belum afdol bila belum memiliki "hape" paling bergengsi,demikian seterusnya yang dikejar oleh para remaja dan orang-orang yang merasa kehilangan jati diri tanpa teknologi informasi tersebut.

Akibatnya tak dapat dicegah lagi bila prostitusi juga dijajakan secara online,karena melalui teknologi informasi itulah sekarang para PSK merasa "merdeka" dan dapat menyembunyikan jati dirinya tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Kapan saja dan dimana saja,asalkan ada uang serta kesepakatan harga,mereka bisa bertransaksi tanpa harus terikat oleh sang mucikari atau germo dan bebas dari pantauan orang tua,saudara maupun teman-teman mereka. Tak heran,para PSK kelas atas bisa dipakai jasanya hingga keliling dunia,mau ke Boston pun tak ada yang tahu ; Mungkin saja orang tua mereka hanya tahu anaknya sedang ikut "tour" keliling dunia...!

Kondisi zaman yang sudah berubah seperti sekarang ini tidak perlu lagi berpikir untuk kembali ke masa lalu,sebab orang yang sedang berpikir masa lalu artinya orang itu sedang dalam kondisi tidak bisa beradaptasi dengan masa sekarang dan masa depan. Mengatasi kejahatan,bila memang prostitusi online adalah termasuk kejahatan di Indonesia (sebab kenyataannya yang cukup 'terbuka" sebagai tempat prostitusi juga tidak pernah di grebek oleh aparat penegak hukum dan tokoh-tokoh masyarakat setempat) sebenarnya sangat mudah.

Di semua negara maju,para penegak hukum mereka sudah mempunyai "Cyber Police" atau "Cyber Army" ; Mereka inilah yang memantau dan memonitor setiap gerak kejahatan yang mengganggu penegakan hukum mereka. Jadi,kalau saja Pemerintah Indonesia mempunyai niat untuk menggulung setiap aksi kejahatan yang bersifat menggangu penegakan hukum di negeri ini,bentuk saja Polisi "Cyber" yang bertugas mencari setiap kisi-kisi kejahatan yang menggunakan jasa online/teknologi informasi.

Tetapi sebelum itu diluncurkan,penegak hukum dan pejabat pemimpin negeri yang ada sekarang ini jangan berperi-laku munafik,singkirkan dulu yang didepan mata.........! Jangan gajah dipelupuk mata tak nampak,tetapi kuman di seberang lautan nampak sekali............!

Bagaimana dengan anda...?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline