Lihat ke Halaman Asli

Nasib Capres ARB (Ical Bakrie) dan Prabowo Subianto di Pilpres 2014 Terancam

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partai politik sekarang disibukkan dengan rencana koalisi agar bisa mencalonkan Calon Presiden (capres) atau Calon Wakil Presiden (cawapres) yang sudah diumumkan ke publik beberapa waktu sebelum Pileg 2014 yang lalu. PDIP dengan capres Jokowi sudah mendapatkan mitra koalisi bersama Nasdem,sedangkan saat ini yang belum mendapatkan mitra koalisi adalah Prabowo Subianto dari Gerindra dan Aburizal (Ical) Bakrie dari Golkar. Bagaimana nasib keduanya di Pilpres 2014?

Ical Bakrie yang sejak awal sudah diumumkan menjadi Capres dari Golkar kemungkinan akan ditinggal oleh parpol lain,karena para politisi dari partai peserta pemilu diluar Golkar meyakini bahwa Ical Bakrie sulit menang di Pilpres 2014 bila dipaksakan menjadi Capres 2014. Selain karena popularitas rendah,juga beban masa lalu Ical Bakrie yang terus dikait-kaitkan dengan lumpur lapindo.

Prabowo Subianto juga sedang menghadapi masalah yang sangat pelik,karena PPP yang direncanakan menjadi mitra koalisinya dirundung masalah besar di internalnya ; Islah PPP ternyata bisa membuat SDA tergusur dari PPP dan rencana dukungan ke Gerindra dibatalkan.

Kedua Capres dari Golkar dan Gerindra terancam untuk tidak bisa tampil di Pilpres 2014 karena SBY berencana membentuk satu poros baru setelah Konvensi Partai Demokrat selesai di akhir April 2014 ini ; Tentu saja SBY akan menarik partai papan tengah seperti PAN, PPP, PKB yang selama ini sudah terbiasa bekerjasama dengan SBY selama 10 tahun terakhir ini untuk bergabung kembali. Ketiga partai papan tengah tersebut juga merasa nyaman karena "bagi-bagi" kursi yang selama ini dinikmati membuat mereka bisa memberi kontribusi bagi parpol-nya.

PKS bahkan khabar terakhir menginginkan untuk menjadi "oposisi" hingga 5 tahun kedepan. Pikiran menjadi oposisi ini adalah strategi terbaik bagi PKS untuk merebut kembali konstituen dan memantapkan konsolidasi mereka. PDIP sudah berhasil membuktikan diri,dengan menjadi oposisi justru PDIP berhasil mencalonkan Jokowi sebagai Capres. Kemiripan PKS dengan PDIP adalah fanatisme pendukungnya serta sistem kaderisasi yang dilakukan oleh kedua parpol tersebut. Saat ini bila PKS masuk ke gelanggang sebagai pendukung salah satu Capres 2014, maka hasilnya tetap saja akan kalah karena masyarakat menganggap PKS sebagai bagian parpol korup (kasus korupsi impor daging sapi), sulit bagi Capres Prabowo Subianto dan Ical Bakrie merebut simpati rakyat bila berkoalisi dengan PKS sekarang ini.

Hanura yang dikomandani Wiranto tidak cukup "sreg" bila bergabung dengan Prabowo Subianto, Ical Bakrie dan SBY ; Justru pilihan Hanura bisa saja ke PDIP yang platform perjuangannya mirip, namun keberadaan Harry Tanoe di Hanura menyulitkan untuk berkoalisi dengan PDIP yang sudah lebih dulu mengikat koalisi dengan Nasdem. Tetapi dalam politik bisa saja semua hambatan "masa lalu" bisa dikikis habis demi sebuah kepentingan.

Bila perhitungan politik di atas menjadi kenyataan, maka nasib pencapresan Ical Bakrie atau ARB dan Prabowo Subianto bisa saja terkubur sebelum Pilpres 2014 ; Ada kemungkinan justru hanya ada 2 capres yang maju ke gelanggang Pilpres 2014,yaitu Jokowi dan pemenang konvensi Partai Demokrat yang didukung oleh SBY,PAN,PPP,PKB.......

Bagaimana pendapat anda?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline