Lihat ke Halaman Asli

"Selendang Syurga yang Tuhan Tawarkan"

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Maya N. Ada nuansa yang hendak kupahat pada sebongkah batu Namun jariku tak kuasa membelah pori-porinya Yang ada hanya goresan luka menjalar pada telapak Tetes demi tetes darah mengotori lapak yang hendak kujadikan alas Aku tertegun, Lalu kubalut saja dengan selendang yang Tuhan tawarkan Ya, selendang cinta bermotif keimanan Terberai angin melambaikannya Darah terhenti walau masih meninggalkan jejak tersayat Berapa ayat-Nya yang belum aku lafadzkan hari ini? Setitik noktah menghancurkan bayangan masa nanti Tiada lirik hujan malam ini yang kuasa ku genggam Sebatas nyanyian kalam di penghujung malam ... Malam ini aku hanya ingin bercengkrama dengan Tuhan Rindu menusuk jantung yang hampir lelah berdetak Uraian hikmah yang telah ku titi, membendung, membentuk telaga berkah Namun Diri tak mampu melihat gelembung yang terhampar di setiap celah bebatuan Mungkin saja itu sumber kehidupan yang menuntun pada nafas-nafas syurgawi berselendangkan kesabaran bermahkota keikhlasan semua yang Tuhan tawarkan Terpasung nuraniku dalam dekapan cahaya nan redup Kumerangkak mencari celah tak berwarna namun berpancar keheningan disudut jiwa Biar ku tenang dipenghujung usia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline