Lihat ke Halaman Asli

Idah Rosida

Nikmat yang berlimpah

Wahai Diri

Diperbarui: 13 Maret 2021   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Haii diri ...

Bagaimana kabarmu saat ini?

Terimakasih ...

Karena sudah berkontribusi sampai detik ini, berpartisipasi untuk menggapai mimpi. Terus mencari informasi untuk suatu hal yang ingin lebih diketahui. Semakin dalam menggali untuk mengetahui ahli apa yang dimiliki. Berani melangkah lebih lebar untuk mencapai ketahap yang jauh lebih tinggi, walaupun selalu ada pro kontra yang membuat berkelahi atas apa yang tengah dihadapi. Hingga akhirnya, perlahan tapi pasti aku menemukan jatidiriku sendiri dan mengerti akan arti kehidupan ini.

Berjuang denganmu tak semudah apa yang dipikirkan, namun tak sesulit apa yang telah diperkirakan. Berkat perjuanganmu, banyak pelajaran yang bisa dipetik lalu diterapkan dan aku bisa mendapatkan banyak rasa kehidupan. Ada senang, bahagia, gembira, sedih, marah, kecewa, gelisah, khawatir, takut, iri, dengki, bosan mungkin sombong juga bahkan dendam, dan berbagai rasa lainnya yang tak bisa diungkapkan. Pernah aku dibuatmu bahagia tak terkira, namun tak seberapa lama juga merasakan kekecewaan. Itulah rasa, selalu berubah, tidak tahan lama. Harus bisa mengelolanya, jangan berlebihan. Cukup sewajarnya saja.

Tetapi, maafkan aku wahai diri ...

Tak dipungkiri selama berjuang denganmu, aku terus membuat kesalahan yang harus terulang kembali. Keegoisan yang menyakitkan hati, kecil hati hingga tak bisa menghargai, iri dan dengki yang menguras emosi, rasa minder yang membuat blunder, keraguan yang mengahalangi kemajuan, kemunduran yang disebabkan ketidak percayaan, kelemahan yang membuat kekalahan, terkucilkan akibat ketidak peduliaan, caci maki yang tak bisa dihindari, pelik yang tak bisa dipeluk, juga dosa dosa lainnya yang melukai, mungkin secara sadar atau tidak aku pernah mendzolimi diri sendiri. Namun karena semangat dan kekuatan kita bisa menjalani dan melalui semua sampai saat ini. Wajar saja jika ingin menyerah karena semua ini kadang membuat lelah, tak apa jika sesekali mengeluh kalau sudah banyak peluh. Pasrahkan bukan serahkan. Ingat yaa ...

Terimakasih dan maaf untuk diri sendiri, selalu hati-hati, jaga diri dan hati, haragai dan syukuri atas apa yang tlah diberi Sang Ilahi.

Semangaaaaattt!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline