Lihat ke Halaman Asli

Sesal di Penghujung Ramadhan

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Abah, seminggu lagi ramadhan kan?”, tanya Ismail kepada ayahnya.

Abah yang sedang mengembalikan kitab-kitab bahan tausiyahnya ahad  esok, langsung mengangguk membenarkan pertanyaan Ismail, si bungsu yang baru berusia 5 tahun.

“Waaah...senangnyaaa!”, teriak Ismail spontan. Abahpun hanya tesenyum. Beliau bersyukur, anak-anaknya sangat antusias setiap ramadhan tiba. Telah menjadi kebiasaan di keluarga besar mereka, bulan ramadhan adalah saat-saat istimewa, dimana mereka bisa mendekatkan diri dengan Sang Khaliq tanpa batasan dan ramadhan merupakan ajang pengumpulan pahala sebanyak-banyaknya.

“Kalau gitu, Mail mau menuliskan apa saja yang Mail minta sama Allah!”, ujar Ismail kepada ayahnya.

Dengan penuh semangat, Ismailpun langsung mengambil kertas kosong dan mulai menuliskan permintaannya kepada Allah.

Abah hanya tersenyum dan kembali mengatur kitab-kitab yang berserakan di atas meja. Tak lama kemudian, Ismailpun mengacung-acungkan kertas yang penuh tulisan dengan huruf terbalik-balik kepada ayahnya.

“Abah, Mail minta ini sama Allah”, ucap Mail dengan mata berbinar.

“Wah, banyak sekali permintaanmu, Nak”, komentar Ayah saat melihat daftar permintaan Ismail.

“Tapi, pasti Allah kasih, kan Ayah?”, tanya Ismail penuh harap.

“Insya Allah, Mail. Asal kita minta dengan sungguh-sungguh, kemudian kita juga berusaha dengan sekuat tenaga, Insya Allah akan Allah kabulkan”, jelas Ayah sambil memeluk Ismail dan mencium kepalanya.

---------

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline