Lihat ke Halaman Asli

Qurban No, Rokok Yes!

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

141226435535172153

[caption id="attachment_363517" align="aligncenter" width="259" caption="sumber: kaskus.co.id"][/caption]

Idul Qurban kian menjelang. Ribuan kambing, domba dan sapi, dijajakan di pinggir-pinggir  jalan, siap untuk diqurbankan. Didatangkan dari berbagai pelosok daerah, diperlakukan dengan penuh penghargaan, semisal dipijat dan diberi jamu-jamuan agar tetap prima dan tampil menawan di hadapan para calon pequrban.

Lain tahun, harga kian melambung. Tahun lalu, seekor kambing qurban ukuran sedang dihargai tak sampai dua juta. Namun tahun ini, kambing dengan ukuran yang sama harganya meningkat, hingga dua setengah juta.

Agak berat bagi yang tidak menyediakan anggaran khusus, namun terasa ringan bila anggaran qurban telah dipersiapkan setahun sebelumnya. Paling aman, jika kita mampu memelihara kambing sendiri sejak masih berwujud cempe alias anak kambing usia beberapa minggu. Jika tak yakin mampu memeliharanya, percayakan pada penggembala atau peternak dengan sistem titip dan bagi hasil.

Ingat, ada dua pekerjaan yang pernah dilakukan para Nabi sebelum diangkat sebagai utusan Allah, yaitu menjadi penggembala dan pedagang. Nabi Daud, Nabi Musa maupun nabi Muhammad saw, adalah penggembala di masa kecil hingga remajanya. Bukan tanpa maksud Allah menjadikan mereka penggembala, namun itu merupakan salah satu bentuk pendidikan dari Allah,  sebelum mereka menggembala alias memimpin umatnya.

Kembali ke masalah qurban dan biaya yang dibutuhan. Anggaplah saat ini harga kambing qurban ukuran sedang di wilayah Jakarta, dua setengah juta rupiah.

Jika kita anggarkan menabung secara disiplin dua ratus ribu sebulan, maka setahun kemudian, dana yang kita peroleh akan mencapai  dua juta empat ratus ribu rupiah. Cukuplah untuk mendapatkan seekor kambing di tahun berikutnya.

Namun, kesadaran untuk berqurban ini ternyata belum menjadi sebuah kebutuhan bagi mayoritas umat muslim. Apalagi kebiasaan untuk menabung dan menyisihkan sebagian anggaran rumahtangga guna membeli hewan qurban di tahun berikutnya.

Hal ini berbeda seratus delapan puluh derajat dengan kebiasaan makan di luar bersama keluarga ataupun merokok tanpa henti, satu bungkus sehari. Selalu ada anggaran setiap bulannya untuk kedua hal tersebut.

Jika seseorang mampu menghabiskan sebungkus rokok seharga dua belas ribu rupiah sehari, maka setahun kemudian, dana yang dibakar menjadi abu rokok ternyata mencapai empat juta lebih. Amat sangat cukup untuk membeli seekor kambing atau domba ukuran super. Bahkan bisa mendapatkan sepertujuh bagian sapi super. Sayang sekali, jika dana yang sama tidak mampu disisihkan untuk berqurban.

Andaikan semua muslim tahu, bahwa terdapat pahala dalam setiap helai hewan qurban, maka akan berlomba-lombalah mereka berusaha menyediaan anggaran khusus untuk berqurban.

Merasa kesulitan mengatur pengeluaran? Padahal sangat ingin berqurban seekor sapi tahun depan? Jangan khawatir, saat ini telah tersedia jasa konsultasi keuangan, yang akan membantu seseorang memecahkan masalah keuangannya, termasuk masalah susahnya menyediakan anggaran khusus untuk qurban. Salah satunya,  yaitu Rina Dewi Lina, COO Fokus Finansial, yang dengan senang hati akan membantu mencapai target berkurban di tahun berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline