Lihat ke Halaman Asli

teguh wiyono

guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Derai Hujan Tak Menghalangiku Pulang

Diperbarui: 17 Desember 2020   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Sudah sejak siang tadi langit bergelayut Mega. Kelam dan murung menghitam. Namun itu sebagai tanda bahwa Rahmat illahi akan turun. 

Derai hujan ini terasa seperti tangisan bidadari. Yang meratap rindu. Menumpahkan segala gundahan hati. Tersimpan lama bergumpal-gumpal. 

Di sudut sekolah ini aku hanya bisa menghitung waktu yang terbuang sia-sia. Terlewat begitu saja tanpa arti yang dalam. 

Biarkan waktu yang terbuang itu hilang diseka oleh air hujan. Dan aku bisa menyusunnya kembali dengan wajah yang baru.

Bukanlah sesuatu yang ditakuti, apalagi dihindari. Ini adalah sebuah Rahmat dari Tuhan yang bisa menyembuhkan segala penyakit. Menyeka segala pikiran usang yang membebani hati. Membuat jiwa yang retak ini menjadi utuh kembali. 

Aku lihat di ujung jalan sana anak-anak kecil berlarian menari kegirangan. Ketika tawanya berderai larut di antara butiran hujan. Hingga wajahnya yang dingin itu tersenyum lebar seperti kuwali. 

Tidakkah anda melihat mereka sedang mendapat Rahmat dari hujan? Tempaan sebuah makna yang tersembunyi. Sesuatu yang tidak pernah bisa dirasakan sebagian orang?  

Selamat sore sahabat. Salamku untukmu yang selalu meraih harapan kusampaikan lewat derai hujan.

Sekarang pun aku berkemas untuk pulang ke rumah dari kantor yang sudah mulai gelap. Biarlah badan ini basah hingga merasakan deraian hujan membasuh tubuhku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline