Lihat ke Halaman Asli

teguh wiyono

guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Sejenak bersama Lik Paiman

Diperbarui: 19 April 2020   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.gemericikmedia.com

Terik mentari tepat di atas kepala, Terang cahyanya membakar segala yang ada di atas bumi. Dedaunan pun mencoba untuk tegar bertahan. Seakan semua cairan tubuhnya menguap menuju ke langit.

"Tung...." tidak berapa lama terdengar suara yang tak asing di telingaku. Es krim Lik Paiman. Yang sudah branding sejak aku SMP dahulu, membahana namanya dikenal di kalangan anak-anak.

Es Krim Lik Paiman tidak lekang oleh waktu. Disaat terik seperti ini, mampu menyejukkan hatiku. Membuat sejuk sampai ke ulu hati. Membuat terik laksana salju.

"Kok baru nongol Lik Man?", tanyaku "Anu mas barusan pulang dari Sukoharjo", jawabnya girang.

Namun sejak muncul wabah covid-19 kepopuleran es krimnya menurun. Anak-anak pun enggan untuk membelinya, Takut. Bahkan ketika Lik Man lewat sudah membuatnya tidak tertarik lagi.

Kali ini tatapan Lik Man kurang bersemangat. Wajahnya murung seperti seorang kekasih yang sedang dirundung rindu. 

"Begitulah mas, sejak muncul covid-19 usahaku jadi sepi gini", dia setengah curhat.

"Kan sedang phisycal distancing lik" jawabku

"Lha gimana lagi mas, anak istriku butuh makan. Kalau semua di rumah ya kelaparan. Mestinya yang berkompeten memberi bantuan", lanjutnya.

"Ya udah akhirnya saya gentayangan cari nafkah mobat-mabit mas pontang panting ", jawabnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline