Lihat ke Halaman Asli

teguh wiyono

guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Puisi | Dan Rembulan pun Tersipu Malu

Diperbarui: 9 April 2020   21:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

rembulan--tizianacerra.com

Senja mulai beringsut pergi meninggalkan sekelumit cerita siang tadi. Malam pun menghampar menyelimuti bumi. Merangkak pelan detik demi detik. 

Sang waktu pun bersenandung di remang gelapnya malam. Kidung nyanyian rindu yang telah lama pergi. 

Rembulan pun keluar dari peraduannya. Rambutnya yang panjang dikibaskannya hingga ke relung hatiku. Itulah yang selalu aku tunggu tiap malam tiba. Senyum rembulan yang indah dengan bias cahayanya keemasan. 

Suara burung malam pun menambah keindahannya. Membuat malam yang kelam menjadi sebuah nyanyian rindu.  Rindu yang datang menderu seperti angin barat. 

Rembulan ijinkan aku sentuh hatimu. walau hanya sekejap saja sebagai pengobat rindu. Untuk menghiasi hari-hariku. Sebagai catatan yang selalu aku baca tatkala rindu.

Dan rembulan pun tersipu malu. 

Penulis : Teguh Wiyono

KBC-50

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline