Lihat ke Halaman Asli

teguh wiyono

guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

"Emban Cinde Emban Siladan", Nasihat terhadap Perilaku Pilih Kasih

Diperbarui: 22 Maret 2020   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pendoasion.blog

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk kelangsungan hidupnya. Itulah sebabnya manusia tidak lepas dari pergaulan dengan lingkungannya. Lingkungan turut membesarkannya dan memberikan warna. Perilaku dalam lingkungan secara umum membentuk karakter pribadi manusia. 

Walaupun begitu manusia memiliki hati nurani yang dapat digunakan sebagai filter atau penyaring tentang apa saja yang dinilai buruk. Karena walau bagaiamanapun dalam berinteraksi dengan lingkungannya kadang manusia mengalami gesekan sehingga terjadilah sebuah masalah. 

Sebenarnya masalah tersebut tidaklah berarti apabila manusia masih berpegangan pada hati nurani dan etika. Tentunya etika tersebut memilah-milah dan dijadikan sebagai hukum tidak tertulis. 

Manusia memiliki hasrat

Dalam budaya jawa manusia memiliki nafsu dasar. Nafsu yang selalu mendorong  fikiran untuk menguasai apa saja yang bisa dikuasai. Termasuk dunia beserta isinya. Keberadaan nafsu tersebut dalam diri manusia adalah sebuah ujian. 

Seberapa bisa manusia mengalahkan nafsunya, seberapa bisa menundukkan nafsunya. Sebab nafsu tersebut kadang tampak nyata dan kadang terselip tidak terlihat. Nafsu itu sesuatu yang jelek. 

Emban cinde emban siladan

Emban mempunyai arti gendong atau digendong. Cinde artinya kain sutra, kain yang mahal atau sangat bagus. Siladan berarti kulit bambu yang disayat tipis yang sangat tajam, atau sembilu. 

Jadi makna harfiahnya adalah digendong dengan menggunakan kain sutera dan digendong dengan menggunakan sembilu yang tajam dan bisa membuat terluka atau celaka. 

Disini adalah sifat pilih kasih yang ada dalam diri manusia yang mana dia menghormati sedemikian rupa pada orang yang berpangkat atau orang yang dia sukai. Demi sebuah jabatan atau demi gengsi dan hawa nafsunya. 

Sehingga jika dia sedang berhadapan dengan orang yang dia sukai maka apapun akan dituruti, dipuja-puja setinggi langit, bahkan tidak sungkan-sungkan menjilat, mencari muka. Ini adalah perilaku yang diskriminatif. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline