Lihat ke Halaman Asli

teguh wiyono

guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Peribahasa Jawa sebagai Nasihat untuk Koreksi Diri

Diperbarui: 13 Maret 2020   09:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masyarakat jawa dikenal sebagai masyarakat yang santun dan berbudi luhur. Kelembutan sikapnya tidak lain disebabkan kelembutan budinya. Tidak kurang caranya orang-orang terdahulu memberi nasihat bijak. Salah satunya adalah peribahasa. Di dalamnya sarat dengan makna, dan kita bisa mendapatkan pelajaran yang sangat berarti. 

Memperbaiki perilaku

Manusia adalah mahluk sosial sehingga untuk mencikupi segala kebutuhannya manusia membutuhkan orang lain. Segala tingkah lakunya menjadi ukuran seberapa baik budinya. Karena perbuatan adalah cerminan dari budi. Budi yang baik akan menghasilkan perilaku yang baik pula. Walaupun begitu dalam kehidupan ini kita berhadapan dengan masyarakat yang plural.

Masyarakat banyak yang memiliki perangai berbeda-beda. Mereka mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Kebutuhan fisik maupun psikis. Apapun mereka akan berusaha mencukupi kebutuhan itu. Nah apabila salah satu kebutuhan itu tidak terpenuhi akan mengakibatkan penyimpangan. Itu apabila dalam keadaan terdesak, sementara dia tidak bisa memberi kontrol diri yang baik.  Melihat perilaku yang kurang pantas itu maka muncullah nasihat, baik nasihat langsung ataupun tidak. Ujaran dengan tujuan mengingatkan, dengan begitu bisa memberi sebuah pelajaran. 

Peribahasa ada tiga jenis

Peribahasa dalam budaya Jawa ada tiga jenis, yaitu : paribasan, bebasan, dan saloka. 

Paribasan : unen-unen sing ajeg panganggone ora ngemu surasa pepindhan, ateges wantah apa anane.

Peribahasa adalah sebuah ungkapan yang tetap penggunaannya, tidak mengandung perumpamaan, dan bermakna lugas apa adanya. Dalam bahasa Indonesia mungkin berarti semboyan.

Bebasan : Unen-unen sing ajeg panganghone ngemu surasa pepindha , sing dipindha uwong lan sifate.

Bebasan adalah ungkapan yang tetap penggunaannya,mengandung perumpamaan, yang diperumpamakan adalah orang dan sikapnya. berarti kias.

Saloka adalah unen-unen sing ajeg panganggone, ngemu surasa pepindhan,sing dipindha mapan ing sangarepe ukara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline