Saya lahir di desa Trucuk Kecamatan Kota Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Desa Trucuk adalah sebuah desa yang dilewati aliran sungai Bengawan solo yang mempunyai hulu di Solo dan gunung kidul Jawa tengah dan hilirnya di Ujung pangkah Gresik Jawa timur, Bengawan solo adalah sungai tempat bermain dan berenang saya sejak kecil. Saya mengenal istilah mudik bila kita berenang melawan arus, atau perahu yang berjalan melawan arus di pinggir sungai, tanpa kita sadari mudik yang kita lakukan di sungai adalah berjalan ke arah Hulu sungai. Selanjutnya menurut Wikipedia Mudik adalah kegiatan seseorang perantau atau pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya. Dan Arus Balik adalah kembalinya pekerja migran ke kota atau daerah tertentu dimana ia bekerja.
Seseorang yang akan mudik, mudik Idul Fitri misalnya sangat antusias dan bersemangat sekali, karena kita berharap akan bertemu dengan orang tua, keluarga, teman dan sahabat di kampung, berharap bertemu dengan teman-teman masa kecil, masa remaja atau teman masa sekolah. Orang yang akan mudik mempersiapkan diri dengan berbagai perbekalan dengan suka cita, bahkan telah dipersiapkan satu tahun sebelum mudik.
Sesampai ditempat tujuan mudik yaitu di kampung halaman kita bisa bertemu dengan orang tua saudara atau kerabat, bersilaturahmi dengan teman- teman sebaya atau keluarga. Menjelang sholat Idul Fitri para ibu-ibu pada memasak membuat ketupat dan lontong, memasak sayur dan lauk pauk ciri khas Hari Raya Idul fitri. Pada saat selesai menunaikan Ibadah Sholat Idul Fitri di kampung , di pagi hari kita biasanya makan ketupat dan opor ayam dan aneka masakan ciri khas hari raya bersama keluarga, selanjutnya kita bisa melaksanakan bersalaman-salaman dengan tetangga dan handai taulan dengan berbahagia serta bersuka cita .
Setelah berbagai ritual Idul Fitri selesai, tentunya kita harus balik lagi karena untuk menunaikan tugas dan kewajiban kita mencari nafkah di rantau (walaupun sudah bermukim dan berkeluarga sampai mempunyai cucu selama puluhan tahun di rantau tetap menganggap ia orang rantau yang selalu rindu kampung halaman), maka haruslah mempersiapkan diri untuk balik ke kota kembali bekerja. Persiapan balik ini berbeda dengan persiapan mudik yang penuh suka cita, persiapan balik ini dilakukan dengan kesedian, sedih akan meninggalkan kampung halamannya, sedih berpisah dengan orang tua dan handai taulan, sedih akan berpisah dengan teman-teman sebaya atau teman-teman sepermainan, ia harus balik karena tuntutan pekerjaan, tuntutan kebutuhan hidup yang dikampung tidak diperoleh.
Hikmah yang dipetik niatkan mudik dengan ikhlas karena Allah SWT, bersilaturahmi karena Allah berbagilah d kampung juga karena Allah SWT, in syaa Allah menjadikan kebaikan dan keberkahan, dan kembalilah ke rantau lagi juga karena ibadah pada Allah SWT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H