Lihat ke Halaman Asli

Teguh Wahyudi

Guru Produktif SMK, (Pensiunan PNS) Relawan Sosial Kemanusiaan Palang Merah Indonesia

Kurikulum "Nasional" SMK dan Tantangan Bonus Demografi

Diperbarui: 20 Maret 2024   05:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Kumparan Bisnis 26 Desember 2022

Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus demografi pada tahun 2030 hingga 2040 mendatang. Bonus demografi yang dimaksud adalah masa di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, mengatakan, pemerintah saat ini tengah menggodok berbagai program untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. Selanjutnya menurut Muhadjir Effendy pula ; "Melimpahnya SDM yang produktif tidak akan bisa produktif apabila tidak ada lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan bidang yang dikuasai. Maka dari itu, pemerintah tengah mempersiapkan berbagai lapangan pekerjaan dan membuka keran investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri. 

     Permasalahan pendidikan Kejuruan  Kita.

        Sebenarnya Bonus demografi  bisa menjadi kesempatan strategis bagi Indonesia untuk melakukan berbagai percepatan pembangunan dengan dukungan sumber daya manusia (SDM) berusia produktif dan berkualitas yang melimpah. Sejalan  itu, pemerintah pun telah mencanangkan Visi Indonesia Emas tahun 2045 dengan harapan terciptanya generasi produktif yang berkualitas. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kalau kita tidak mampu menyiapkan SDM usia produktif yang berkualitas?

       Sebagai ilustrasi kondisi lulusan SMK saat ini menurut Badan Pusat Statistik 2023, Komposisi angkatan kerja  Februari 2023, terdiri dari orang penduduk  bekerja 138,63 juta, pengangguran 7,99 juta. dibandingkan Februari 2022, jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 2,61 juta orang, penduduk bekerja bertambah sebanyak 3,02 juta orang, sementara pengangguran berkurang sebanyak 0,41 juta orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut pendidikan ternyata SMK sebagai penyumbang terbesar.   Tahun 2023  TPT SMK mencapai 9,6 %. Mengapa SMK  menurut pendidikan mempunyai TPT yang tinggi? Menurut Hamid  (Media indonesia.com, 2018) Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud mengungkapkan penyebab pengangguran lulusan  SMK terdapat empat faktor yang berpengaruh. (1)  terjadi over supply, yakni lulusan SMK jurusan tertentu jumlahnya berlebih ketimbang yang lain. (2) tidak sesuainya jurusan SMK tertentu dengan industri yang membutuhkan di wilayahnya. (3) persoalan kualitas lulusan yang tidak sesuai standar industri, dan (4) persoalan usia lulusan yang rata-rata baru 17 tahun, sehingga harus menunggu 1 tahun lagi untuk bekerja.

Upaya mencari solusi   

Permasalahan Pendidikan Vokasi yang harus diselesaikan Pemerintah melalui instrumen Kurikulum"Nasional"  dalam  menghadapi tantangan Bonus demografi, yang disampaikan oleh Hamid Muhammad terkait dengan lulusan SMK  sebagai penyebab  penyumbang pengangguran terbuka di Indonesia.

Melaksanakan Reengineering konsentrasi keahlian yang Over Supply 

       Istilah Re engineering  disampaikan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) tahun 1999.  Program Re-engineering, Pendidikan Menengah Kejuruan dituntut untuk dapat mempersiapkan tamatannya agar menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, siap latih, mudah beradaptasi, serta mampu mengembangkan diri untuk dapat bersaing dan terampil mandiri dalam memenuhi kebutuhan pasar kerja di berbagai sektor industri dan perusahaan yang selalu berkembang; Melalui upaya "Reverse Engineering" ; penyiapan tenaga terampil dan profesional melalui pendidikan yang sejalan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri; serta upaya memberikan bekal kemampuan kewirausahaan.

      Sehubungan dengan permasalahan lulusan SMK sebagai penyumbang TPT terbesar dari segi lulusan pendidikan maka  apa yang dikatakan Hamid  bahwa salah satu penyebabnya adalah terjadinya over supply, yakni lulusan SMK jurusan tertentu jumlahnya berlebih ketimbang yang lain.  Sebagai ilustrasi kondisi SMK di Kabupaten Bekasi berdasarkan dapodik Kemendikbud ristek tahun 2022 ditemukan : (a) sebanyak 29 SMK menyelenggarakan Konsentrasi Keahlian (KK) Teknik dan Bisnis Sepeda motor  , (b) sebanyak 84 SMK  menyelenggarakan KK Teknik Kendaraan Ringan  otomotif (c) sebanyak 97 SMK menyelenggarakan KK Teknik Komputer Jaringan  (d) sebanyak 56 SMK menyelenggarakan KK Akuntansi dan keuangan lembaga. Maka Pemerintah harus melakukan reengineering menutup Konsentrasi keahlian yang over supply dan membuka kembali Konsentrasi keahlian yang betul-betul sesuai kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia industri dan melakukan pengawasan yang ketat. Keadaan Konsentrasi di Kabupaten Bekasi patut diduga terjadi pada kabupaten/kota lainnya di indonesia

Pemerintah harus melakukan Penyesuaian Kompetensi Keahlian SMK sesuai kebutuhan Industri di wilayahnya

Permasalahan kedua penyebab lulusan SMK sebagai penyumbang pengangguran menurut Hamid  (2018) adalah tidak sesuainya jurusan SMK tertentu dengan industri yang membutuhkan di wilayahnya.  Tujuan Pendirian SMK di suatu wilayah atau daerah adalah untuk memenuhi lowongan calon tenaga kerja menengah  atau berwirausaha sebagai penunjang  dalam peningkatan ekonomi daerah dan pemanfaatan potensi wilayah tersebut sesuai dengan potensi wilayah daerah dimana SMK akan didirikan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh  Nugroho, dkk (2021) di Kabupaten paser. Hasil penelitian yang diperoleh adalah animo masyarakat terhadap SMK yang sangat tinggi dan beberapa jurusan masih belum relevan dengan kebutuhan masyarakat dan potensi daerah di Kabupaten Paser. Keadaan di Kabupaten Paser patut diduga terjadi pada kabupaten/kota lainnya di indonesia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline