Dahulu begitu lekat Tanpa genggaman erat, tiada yang mampu menghempas Hariku indah abaikan hinanya realita Terombang-ambing hasratku, terbalut emosi jiwa Hingga acuhku melanda Dirinya mulai tersayat Detik demi detik Hadir merah ronta penanda luka Dan kala itu datang Air semakin keruh, surya pun mendekap Kering mata seketika basah Penyesalan tak terelakan Dirinya sirna lambang kelalaian Aachen, 17 Maret 2015 Putu Teguh Satria Adi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H