Saat ini Pemerintah telah meluncurkan Peta Jalan Pendidikan 2025-2045 untuk menuju Indonesia Emas 2045. Dalam konteks ini pertanyaan yang muncul adalah kualitas masyarakat seperti apa yang diharapkan? bagaimana strategi untuk menuju kesana?
Sesuai Pasal 31 UUD 1945 bahwa Negara RI menjamin setiap warga negaranya untuk mendapatkan pendidikan, dan setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar yang diselenggarakan sesuai sistem pendidikan nasional yang membentuk karakter manusia Indonesia yang berakhlak mulia dengan biaya negara.
Jawaban atas pertanyaan diatas sangat relevan dengan peringatan Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 November dengan tema Guru Hebat Indonesia Kuat. Tema ini menggambarkan betapa strategisnya peran guru dalam membentuk karakter anak didik bagi masa depan bangsa Indonesia.
Salah satu faktor yang menentukan dalam pembentukan karakter siswa juga berasal dari diri siswa itu sendiri, terlebih ditengah derasnya kemajuan tehnologi informasi saat ini. Diperlukan pula pemahaman dari para pendidik di sekolah atas aspek positif dari tehnologi informasi dalam kegiatan belajar siswa.
"Perlu diingat banyak hal positif yang bisa dimanfaatkan oleh siswa, untuk itu bukan hanya para guru namun orang tua juga patut memahami hal ini. Mau tidak mau kita dituntut untuk terus belajar tentang tehnologi informasi. Ini soal prinsip basic mentality," ujar Herawan Setyadi Ketua IKAL SMAN 26.
Namun demikian, ditengah berbagai berita viral tentang kondisi kehidupan guru akhir-akhir ini, semangat dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi siswa anak didik tidak akan pernah padam.
Hal ini terangkum dari wawancara dengan Dudung Abdul Kodir Kepala Sekolah SMAN 26 dipandu oleh Callisha Ketua OSIS SMAN 26 dan Perrine dari Davoice Radio bertepatan dengan Hari Guru Nasioanl 2024; yang menekankan bahwa untuk suatu perubahan ke arah pendidikan yang lebih baik diperlukan bimbingan yang terus menerus dalam membina anak didik.
Ditambahkan pula kepada setiap anak didik untuk mengerti akan kewajibannya sebagai siswa meskipun menghadapi padatnya kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti oleh para siswa.
"Pembentukan karakter siswa tidak selalu harus di sekolah. Pembentukan karakter siswa memerlukan proses yang panjang dan berkelanjutan. Dengan demikian selain peran guru di sekolah, pembentukan karakter siswa juga harus dilakukan oleh keluarga, orang terdekat bahkan oleh lingkungan masyarakat sekitar," tegas Dudung Abdul Kodir (Jakarta, 25/11/2024).
Pada kesempatan terpisah, Ketua Umum Alumni SMA Jakarta Bersatu (ASJB) RA Jeni Suryanti memberikan pandangannya tentang dunia pendidikan saat ini, terutama peningkatan mutu pendidikan dasar, TK dan SD yang merupakan pondasi bagi perkembangan siswa selanjutnya. Kualitas guru perlu ditingkatkan, dan dipandang sangat darurat.
Guru harus punya kemampuan dan ketrampilan mendasar yang mumpuni untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Memancing rasa ingin tahu siswa dan berani bertanya serta dapat menyampaikan pemikirannya secara runut.