Lihat ke Halaman Asli

Bijak di Media Sosial

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Perkembangan kontroversi aktivitas Ibu Negara Ani Yudhoyono di Media Sosial semakin gencar gaungnya. Pasca polemik surat terbuka dari Netizen yang mengaku korban bencana Gunung Sinabung, kini aktivitas Ibu Ani mendapat sorotan di berbagai media massa internasional.



Sebuah artikel berjudul“Indonesian First Lady Sorry For Instagram Outbursts” menuliskan tentangpermintaan maaf Ibu Negara kepada ratusan ribu follower-nya di media sosial Instagram setelah beberapa kali mengungkapkan ketidaknyamanannya kepada Netizen atas komentar-komentar miring di Instagram sang Ibu Negara.

Permintaan maaf Ibu Negara telah menarik lebih dari 4.000 likes dan 300 komentar dalam waktu satu jam setelah diposting rabu lalu. Ibu Negara disebutkan bukan satu-satunya orang yang aktif di media sosial, Presiden Susilo Bambang juga aktif di media sosial Facebook dan Twitter, yang sangat populer di Indonesia.

Disebutkan dalam artikel bahwa Ani Yudhoyono telah mempunyai 310.000 pengikut sejak bergabung dengan Instagram namun terus menuai kontroversidan kagaduhan dengan menyerang orang-orang yang menulis komentar kritis terhadap foto-fotonya. Namun, pada hari Rabu Ibu Ani meminta maaf di media sosial Facebook dan berharap orang untuk terus berbagi cerita dan kenangan lewat foto.

Kemarahan Ibu Negara muncul ketikasalah seorang Netizen mengkritik posting foto cucu Ibu Ani dengan mengatakan bahwa Ibu Ani harus memfokuskan perhatiannya pada bencana banjir yang tengah marak terjadi. Ibu Ani menanggapi komentar Netizen terbut tidak tepat, seharusnya kritikan itu ditujukan kepada istri Gubernur DKI Jakarta.

Menanggapi gencarnya kritik publik terhadap Ibu Ani, dituliskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggambarkan istrinya sebagai orang yang sangat sensitif terhadap masalah yang dihadapi rakyat Indonesia, tidak seperti anggapan publik yang menilai Ibu Ani sangat pemarah di media sosial. Presiden menulis bahwa keluarga dan teman-temannya sudah sering mengeluh karena menjadi sasaran kritik publik.

Indonesia di kalangan Netizen Internasional dikenal sebagai ibukota Facebook dan Twitter mengingat jumlah orang Indonesia yang memiliki akun di kedua jejaring media sosial tersebut sangat besar dibandingkan di negara lain. Oleh karena itu tren di media sosial yang menonjol seperti kontroversi Ibu Ani langsung mendapat sorotan internasional. Dari fenomena ini, kesan yang ditangkap oleh International Netizen adalah keterlibatan rakyat Indonesia dalam komunikasi sosial di media-media sosial tidak disertai kedewasaan dan kebijaksanaan, termasuk sikap dan perilaku pejabat negaranya.

Berkembangnya media sosial secara tidak langsung membentuk satu sistem transparansi publik yang menuntut tanggung jawab dan kedewasaan moral. Bijaknya penggunaan media sosial akan menjadi kunci utama dalam membuat situasi sosial yang kondusif di dunia nyata. Perubahan pola berpendapat dan mengunggah konten positif yang membangun akan menjadikan negara ini sebagai negara yang piawai dalam pengelolaan sosial media.

Ancaman potensial di media sosial saat ini adalah media sosial dapat menjadi ajang untuk menyebarkan fitnah dan kebencian. Hal ini akan semakin parah jika masyarakat yang menerima informasi seperti tidak memiliki kemauan untuk menguji informasi yang disebarkan lewat media sosial. Masyarakat Indonesia juga berpotensi bergerak ke arah masyarakat yang instan, hanya peduli pada hal-hal yang superfisial dan tidak substansial

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline