Lihat ke Halaman Asli

Teguh Nugraha

Blog Pribadi

Resign di Kala Pandemi, Tepatkah?

Diperbarui: 7 Desember 2021   01:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source image: Kompas.com

Cerita ini terlintas dibenak saya ketika saya sedang duduk dikamar selepas Maghrib. Sepertinya menarik bila saya membuat tulisan atas apa yang saya pikirkan. Tepatkah keputusan saya Resign dari perusahaan? 

Kita flashback dahulu, Tiga bulan lalu saya masih bekerja di salah satu perusahaan di Provinsi calon ibukota baru, Kalimantan Timur. Bekerja di perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit merupakan cita-cita yang menjadi kenyataan bagi saya, menjadi seorang staff yang membawahi puluhan karyawan dan mengatur kebun sedemikian rupa. Namun ekspektasi dan realita kadang memang tidak sejalan. Alih-alih bertahan dan membangun karir yang cemerlang, saya memilih untuk Resign. Orang-orang bertanya, "kenapa? Bukankah itu cita-cita mu sejak duduk di bangku kuliah?"

Resign adalah keputusan yang menurut sebagian besar orang sebuah kesalahan bila tidak memiliki pekerjaan pengganti yang setidaknya sepadan dengan pekerjaan yang kita tinggalkan. Keputusan saya bisa jadi dianggap kesalahan karena begitu resign tidak mempersiapkan pekerjaan pengganti.

Kini sudah 3 bulan saya menjadi seorang pengangguran, mencari pekerjaan lain yang berbeda dengan sebelumnya. Namun memang sulit ketika kita memiliki basic di suatu bidang untuk bisa bergabung dibidang lain, bukan karena kita tak mampu, namun karena perusahaan biasanya hanya akan mengutamakan orang yang memiliki basic yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Ditambah dengan banyaknya berita pemutusan ikatan kerja oleh perusahaan akibat Pandemi yang berlarut-larut.

Tiga bulan adalah waktu yang saya berikan pada diri saya sendiri untuk mencari kesempatan berkarir dibidang yang berbeda dengan pekerjaan sebelumnya. Namun sudah habis kesempatan itu, belum juga menemukan pekerjaan yang baru. Dengan berbagai pertimbangan, saya kembali melamar pekerjaan yang sama. Kini saya sedang berada ditahap interview dengan perusahaan dibidang yang sama dengan ketika saya memilih resign

Akhir cerita, menurut saya keputusan saya untuk Resign dari perusahaan tanpa mempersiapkan pekerjaan pengganti adalah keputusan yang salah. Beruntung bila saya bisa mendapatkan pekerjaan baru dalam waktu dekat, bila tidak?

Saya berharap bagi siapapun yang membaca tulisan saya ini, pertimbangkan dengan hati-hati ketika ada keinginan untuk resign. Penting sekali mempersiapkan setidaknya pekerjaan yang baru. Agar tidak terjebak di zona pengangguran.

Sekian tulisan ini saya buat, cerita ini hanya sekedar pengalaman pribadi. Mudah-mudahan bisa menjadi kenangan dimasa mendatang.

Teguh Nugraha - 6 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline