Lihat ke Halaman Asli

Teguh Muflih Rizky

Mahasiswa Elektro

Pemanasan Global adalah Musuh Kita Bersama

Diperbarui: 27 Desember 2019   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : Kompas.id

"Stabilitas dan Ketahanan planet kita dalam bahaya. Kita sekarang harus beradaptasi dengan beberapa perubahan yang tidak dapat dihindari lagi."

Topik pemanasan global merupakan topik yang populer bagi sebagian masyarakat indonesia, terbukti dari hasil penelusuran penulis terhadap topik tersebut di Google Trends, menunjukan bahwa indonesia menempati urutan ke-14 dari seluruh dunia, bahkan mengalahkan AS di urutan 17.

Kemunculan Greta Thunberg seorang gadis kecil berumur 16 tahun  asal Swedia yang begitu giat menyuarakan pemanasan global, membuatnya menjadi perhatian dunia. Bahkan, majalah Times menobatkannya menjadi Time Person of The Year.

Kehadiran Greta menjadi sinyal positif bagi para aktivis dan pemerhati lingkungan bahwa isu yang mereka gaungkan telah banyak didengar oleh masyarakat umum.

Meningkatnya perhatian publik terhadap isu pemanasan global sayangnya tidak diikuti oleh para elite politik dunia, konferensi Perubahan Iklim ke-25 di Madrid, Spanyol yang bertujuan merumuskan dokumen operasional untuk melaksanakan perjanjian Paris (Paris Agreement) tidak berjalan dengan baik, menjadi cerminan bahwa ancaman pemanasan global belum menjadi prioritas utama bagi 197 negara anggota peserta konferensi.

Indonesia menjadi negara penyumbang emisi terbesar keempat di dunia sebenarnya sudah berkomitmen dengan memasang target penurunan emisi sebesar 29 persen pada 2020.

Namun, target tersebut hanya terlihat sebagai sebuah target tanpa realisasi, emisi indonesia paling banyak disumbangkan dari dua faktor yaitu kebakaran hutan (akibat pembukaan lahan untuk kelapa sawit), dan penggunaan bahan bakar fosil.

Dalam setiap jam, sebanyak lima juta ton emisi karbon dioksida dilepaskan ke atmosfer. Tentu jumlah tersebut bukanlah jumlah yang kecil dan dapat menjadi ancaman bagi peradaban manusia yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Direktur global System Institute, Univesity of exeter, Inggris, Timothy M. Lenton dan tim jurnal Nature, berhasil mengidentifikasi adanya bukti-bukti bahwa telah melampaui titik kritis (tipping point) iklim.

"Stabilitas dan Ketahanan planet kita dalam bahaya. Kita sekarang harus beradaptasi dengan beberapa perubahan yang tidak dapat dihindari lagi."  Kata Lenton kepada kantor berita AFP, Jumat (29/11/2019).     

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline