Lihat ke Halaman Asli

Perilaku Kapal Keruk

Diperbarui: 2 Juli 2016   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perilaku Kapal Keruk

Ayeuna karek sapi nu dijabel KPK, isuk pageto hayam, entog jeung meri. Kumaha ieu teh, gelo pisan boga pamingpin teh. Paingan rakyat ting karoceak, hirup susah teu harta teu banda, da teu kaagehan pisan saeutik ge. (sekarang baru sapi yang diambil KPK, esok lusa ayam, bebek dan itik. Bagaimana ini, gila sekali punya pemimpin seperti ini. Banyak rakyat beteriak, hidup susah ga punya harta benda, karena tak kebagian sedikit pun)

Itu-lah keluhan sekaligus sindiran dari rakyat Subang dibeberapa tempat. Banyak yang kecewa oleh ulah Bupati Subang yang satu ini, karena saat masih memegang tampuk kekuasaan telah bertindak sekaligus berprilaku seperti kapal keruk.

Ojang Sohandi sebagaimana diketahui, belum lama ini dicokok dalam OTT KPK dalam kasus BPJS. Tetapi kasusnya kemudian berkembang ke TPPU. Banyak harta benda Ojang disita KPK termasuk 30 ekor sapi.

Yang disita tak tanggung-tanggung, mulai dari mobil mewah, rumah, tanah sampai hewan peliharaan tadi. Ini betul-betul tindakan memperkaya diri sendiri, sebab tidak mungkin jika semua kekayaan itu didapat dari pendapatan sah sebagai bupati.

Tidak heran jika kemudian banyak orang dibuat merinding, sebab perilaku koruptif yang diperlihatkan pimpinan nomor satu di Kabupaten Subang itu sudah diluar kepatutan dan kewajaran, yang tentu saja menyakitkan rakyatnya sendiri, yaitu rakyat yang memberi amanah hingga Ojang Sohandi terpilih sebagai Bupati Subang.

Namun Ojang telah memungkiri amanah itu dengan perbuatan yang melawan hukum. Tak tanggung-tanggung, semuanya dilakukan melalui tangan kekuasaan sebagai bupati, sehingga tak ada yang tersisa. Sementara rakyatnya, cari uang sepuluh ribu rupiah saja susahnya bukan main. Harus berkorban keringat dan cucuran air mata. Dengan demikian, sang bupati yang mantan ajudan ini telah menari-nari diatas penderitaan rakyatnya sendiri.

Kekuasaan boleh jadi telah menyilaukan matanya, nuraninya pun tertutup rapat tak hirau oleh keadaan sekelilingnya. Entah kenapa bisa begitu, padahal setiap tampil pidato dalam berbagai kesempatan termasuk bertemu dengan rakyatnya, kalimat-kalimat agama selalu meluncur dari mulutnya. Lidahnya begitu fasih mengucapkan dalil-dalil agama, yang membuat pendengarnya terkagum-kagum pada sosok Ojang yang masih muda ini.

Ia pemimpin hebat, tindakan dan ucapannya boleh dibilang “meurenah”, yang membuat masyarakat yakin akan membawa perubahan pada daerah ini. Setelah diguncang oleh kasus korupsi pendahulunya, harapan perbaikan atau perubahan ada dipundaknya. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, bahkan melampaui apa yang dilakukan seniornya itu.

Bukan Hanya BPJS

Ojang Sohandi secara tidak langsung telah pula mengotori dunia pendidikan di Subang. Para pendidik dan sekolah-sekolah yang pernah mendidiknya, tentu ikut terkena aib yang tidak mudah dihapuskan. Padahal Ojang pernah jadi kebanggaan saat kariernya melesat menempati kursi orang nomor satu di daerah ini, sehingga setiap berkunjung ke sekolah tempatnya dulu mengejar ilmu, selalu disambut ucapan rasa bangga dan bahagia karena Ojang pernah menjadi bagiannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline