[caption id="attachment_329125" align="aligncenter" width="389" caption="Arek Malang di Mount Everest"][/caption]
Siapapun Presiden Indonesia terpilih harus punya sifat "Bertanggung Jawab dan Dapat Dipercaya". Bukan karena dia menjadi Presiden terpilih tetapi karena sudah menjadi karakternya.
Kalimat diatas sudah saya kenal sejak masih Sekolah Dasar. Sebuah kalimat yg diambil dari Dasa Dharma Pramuka ke 8 yg harus dihapalkan ketika masuk Pramuka.
Dalam pemilu saat ini sosok Prabowo menjadi sorotan karena mempunyai sejarah kelam menculik Aktivis garis keras 1998. Meskipun para aktivis yg diculik Tim Mawar dibawah komando Prabowo sudah dikembalikan dalam keadaan hidup stigma negatif terlanjur disandang Prabowo.
Stigma negatif itu tidak lepas dari peran "Setan Gundul" yg membuat Prabowo diingat sebagai Dalang Pelanggaran HAM 1998.
"Setan Gundul" adalah julukan yg diberikan ABRI kepada para aktifis garis keras yg diduga akan melakukan tindakan yg berbahaya saat sidang Istimewa MPR. Karena para "Setan Gundul" ini, Operasi Mantap Jaya dilaksanakan atas instruksi Presiden Soeharto kepada Panglima ABRI Jendral Feisal Tanjung dan diteruskan kepada Perwira Tinggi lainnya.
Operasi Mantap Jaya untuk menangkap 18 "Setan Gundul" melibatkan semua unsur ABRI dan POLISI termasuk Badan Intelejen ABRI (BIA). Para Komandan pasukan ini diberi daftar siapa saja "Setan Gundul" yg harus diamankan termasuk Prabowo, Danjen Kopassus saat itu.
Prabowo akhirnya menjalankan perintah pengamanan 9 "Setan Gundul" dengan baik dan cepat. Dalam waktu 2 bulan 9 "Setan Gundul" berhasil diamankan Tim Mawar. Diawali Pius Lustrilanang, 4 Februari dan berakhir 28 Maret. Andy Arif merupakan "Setan Gundul" terakhir yg lari ke Lampung karena mendapat informasi akan ditangkap sehingga pengamanan molor menjadi dua bulan.
Prabowo kemudian menjadi PangKostrad pada 20 Maret 1998 hingga 22 Mei 1998 lalu dipindah ke SESKOABRI sampai rekomendasi DKP yg mengakhiri karir militernya.
Ketika Prabowo menjadi PangKostrad pada 20 Maret 1998 maka DanJen Kopassus dialihkan kepada Mayjen Muchdi Pr. Meskipun ada perpindahan jabatan komandan, Operasi Mantap Jaya "Setan Gundul" masih berlanjut dilakukan oleh ABRI dan POLISI.
Menurut KONTRAS orang hilang terakhir bernama Hendra Hambali seorang siswa SMU, saat terjadi kerusuhan di Glodok, 15 Mei 1998.
Beberapa profil orang hilang pada periode 1997 hingga 1998 sangat bertentangan dengan profil seorang aktifis garis keras atau seseorang yg bisa membahayakan negara. Ada sopir dan seorang anak SMU yg hilang saat kerusuhan. Bahkan Wiji Tukul hilang pada 10 Januari 1998 jauh sebelum Operasi "Setan Gundul" berjalan.