Di Indonesia, anak-anak wajib untuk menempuh 12 tahun sekolah yaitu mencapai tingkat Sekolah Menengah Atas. Namun sayangnya, masih adanya kekerasan di sekolah yang masih sering terjadi hingga saat ini.
Kekerasan di sekolah Indonesia menjadi momok yang menyeramkan untuk kebanyakan peserta didik dan orang tua. Mereka kerap kali dihantui oleh banyak kasus-kasus yang terjadi belakangan ini atau beberapa tahun ke belakang.
Parahnya, kekerasan di sekolah Indonesia sudah sampai ada yang memakan korban loh. Kasus yang terjadi ini membuat jejak kotor yang menjadikan citra pendidikan di Indonesia menjadi semakin gelap.
Ada beberapa penyebab kekerasan di sekolah Indonesia yang perlu diperhatikan. Menurut jurnal dari Awaliya Nur Fadhilah dan Munjin tahun 2022 dengan judul "Kekerasan dalam Pendidikan di Sekolah: Bentuk, Sebab, Dampak, dan Solusi", ada beberapa sebab kekerasan bisa terjadi.
Sebab kekerasan di sekolah Indonesia terjadi, hindari dengan 5 cara ini
Kekerasan dalam dunia pendidikan terjadi karena adanya kondisi tertentu, yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Kekerasan ini tidak muncul secara spontan, melainkan merupakan hasil dari sebuah kejadian.
Kekerasan dan faktor-faktor penyebabnya dipengaruhi oleh beberapa aspek. Pertama, kualitas pendidikan yang rendah. Kedua, tayangan televisi yang kurang mendidik serta lingkungan yang tidak kondusif. Ketiga, kondisi keuangan pelaku kekerasan yang tidak baik. Individu yang kurang beruntung secara sosial dan ekonomi cenderung lebih rentan terlibat dalam tindakan kekerasan.
Kekerasan di kalangan siswa bukanlah fenomena yang muncul tanpa sebab. Ada berbagai faktor yang memicu perilaku kekerasan ini, mulai dari pengalaman pribadi hingga pengaruh eksternal. Salah satu penyebab utama adalah karena siswa tersebut pernah menjadi korban kekerasan sebelumnya atau menerima perlakuan kasar dari orang lain. Pengalaman traumatis ini seringkali mendorong mereka untuk melampiaskan rasa sakit dengan melakukan hal yang sama kepada orang lain.
Selain itu, banyak siswa melakukan kekerasan sebagai upaya untuk mencari perhatian. Mereka mungkin merasa diabaikan atau tidak mendapatkan cukup perhatian dari lingkungan sekitar, baik di rumah maupun di sekolah. Dalam situasi seperti ini, kekerasan seringkali menjadi cara mereka untuk mendapatkan pengakuan, meskipun melalui jalan yang salah.
Kejahatan di kalangan siswa seringkali terjadi karena ketidakmampuan dalam mengendalikan dan mengatur naluri internal mereka. Kurangnya kontrol emosi membuat mereka mudah bertindak buruk. Kualitas kehidupan dalam keluarga, seperti situasi broken home, berperan besar dalam membentuk karakter dan kepribadian remaja, yang pada akhirnya mempengaruhi perilaku mereka di sekolah.
5 Cara menghindari kekerasan di Sekolah yang perlu diterapkan di Indonesia
Pendidikan Karakter
Membekali siswa dengan pendidikan nilai-nilai moral dan etika sejak dini sangat penting. Menanamkan rasa empati, toleransi, dan menghargai perbedaan dapat mencegah kekerasan karena siswa akan lebih mampu memahami perasaan orang lain.