Lihat ke Halaman Asli

Teguh Ikhmal Bakhtiar

Kosong itu isi, Isi itu kosong, teguhikhma@gmail.com

Etika Guru dalam Mencegah Bullying di Sekolah

Diperbarui: 3 Januari 2023   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekolah merupakan tempat dimana seseorang bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk mengembangkan potensi diri. Sekolah juga merupakan tempat dimana seseorang bisa belajar tentang norma-norma sosial yang dianggap penting oleh masyarakat. Di sekolah,seseorang juga bisa belajar tentang cara berinteraksi dengan orang lain secara efektif dan bertanggung jawab. Selain itu, sekolah juga merupakan tempat dimana seseorang bisa belajar tentang bagaimana menjadi anggota masyarakat yang produktif dan bermanfaat bagi orang lain. Sekolah merupakan tempat dimana seseorang bisa mendapatkan bekal yang diperlukan untuk mengembangkan kariernya di masa depan.

Guru memiliki peran yang sangat penting di dalam sekolah. Guru merupakan orang yang bertanggung jawab untuk mengajarkan ilmu pengetahuan dan mengembangkan potensi siswa. Guru juga harus membantu siswa memahami norma-norma sosial yang dianggap penting oleh masyarakat dan mengajarkan cara berinteraksi dengan orang lain secara efektif.

Selain itu, guru juga bertanggung jawab untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif dan bermanfaat bagi orang lain. Guru juga harus membantu siswa mengembangkan karier di masa depan dengan memberikan saran dan bimbingan yang tepat.

Guru juga bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi siswa. Ini termasuk mencegah bullying dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami masalah.

Bullying merupakan masalah yang cukup serius di sekolah-sekolah di Indonesia, termasuk di sekolah menengah pertama (SMP). Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2018, sekitar 22% siswa SMP di Indonesia mengalami bullying. Ini berarti setiap kelas di SMP Indonesia rata-rata memiliki setidaknya 2 siswa yang mengalami bullying.Bullying dapat menyebabkan siswa mengalami stres, trauma, dan masalah kepercayaan diri.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kasus bullying di sekolah menengah pertama (SMP). Salah satunya adalah adanya perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan sekolah seperti adanya siswa baru atau perubahan kepemimpinan sekolah. Perubahan-perubahan ini dapat menyebabkan siswa merasa tidak nyaman dan terancam, sehingga menyebabkan bullying.

Contoh lain yang dapat menyebabkan peningkatan kasus bullying di SMP adalah adanya masalah keluarga yang dialami oleh siswa. Jika siswa merasa tidak nyaman di rumah atau merasa tidak dihargai oleh orang tua, ia mungkin akan menyalahkan siswa lain di sekolah dan menyebabkan bullying.

Untuk menangani masalah ini, sekolah-sekolah di Indonesia perlu menerapkan program-program preventif dan intervensi yang tepat untuk mencegah bullying dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami bullying. Ini termasuk mengajarkan siswa tentang empati dan cara berinteraksi dengan siswa lain secara efektif, serta memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami masalah keluarga atau perubahan lingkungan yang menyebabkan stres.

Etika guru sangat penting dalam menghadapi kegiatan bullying di sekolah. Guru harus memahami bahwa bullying merupakan masalah serius yang dapat menyebabkan konsekuensi yang buruk bagi siswa yang mengalaminya, seperti masalah kepercayaan diri, trauma, dan stres. Oleh karena itu, guru harus bertindak segera dan tegas jika mengetahui adanya kegiatan bullying di sekolah.

Selain itu, guru juga harus memberikan dukungan kepada siswa yang mengalami bullying. Ini termasuk mendengarkan perasaan siswa tersebut dan memberikan saran atau bantuan yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Guru juga harus mengajarkan siswa tentang empati dan cara berinteraksi dengan siswa lain secara efektif, sehingga siswa tidak merasa terancam atau tidak nyaman di sekolah.

            Lebih jelasnya untuk peran guru dalam menghadapi kasus bullying yaitu:

  • Guru harus menunjukkan empati terhadap siswa yang mengalami perundungan dan mendengarkan perasaan siswa tersebut dengan seksama.
  • Guru harus mengambil tindakan tegas jika mengetahui adanya kegiatan perundungan di sekolah, termasuk memberikan sanksi kepada pelaku perundungan sesuai dengan peraturan sekolah.
  • Guru harus membantu siswa yang mengalami perundungan dengan memberikan saran dan bantuan yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
  • Guru harus mengajarkan siswa tentang empati dan cara berinteraksi dengan siswa lain secara efektif, sehingga siswa tidak merasa terancam atau tidak nyaman di sekolah.
  • Guru harus menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi siswa, termasuk mencegah perundungan dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami masalah.
  • Guru harus mematuhi semua peraturan dan regulasi yang berlaku di sekolah terkait dengan masalah perundungan, termasuk memberikan laporan kepada pihak yang berwenang jika diperlukan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline