Lihat ke Halaman Asli

Teguh Ikhmal Bakhtiar

Kosong itu isi, Isi itu kosong, teguhikhma@gmail.com

Pernyataan Manteri Keuangan RI: Akan Banyak Orang Tua Hidup Susah di Tahun 2045

Diperbarui: 3 Desember 2022   07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Hello sahabat Kompasiana, apakah kalian sudah tahu berita tentang pernyataan Ibu Menteri Keuangan Republik Indonesia? Pada acara Mofest Kamis (1/12), Ibu Sri Mulyani memperingatkan Indonesia agar mempersiapkan diri dari sekarang agar pada saat masa depan bisa mengurangi kemungkinan lansia hidup miskin.

            "Ini berarti jumlah rumah harus ditambah, WC juga, makanan harus ada, rumah sakit harus ditambah," ujarnya dalam acara Mofest 2022, Kamis (1/12).

            Kekhawatiran Ibu Sri Mulyani ini karena pada tahun 2045 usia produktif diperkirakan akan lebih sedikit dari pada usia non-produktif. Usia produktif ialah usia yang berada di rentang 15-64 tahun. Ketika usia produktif lebih rendah maka pada saat itu Indonesia harus memiliki kekuatan dan ketahanan yang ekstra.

            "Itu dari sekarang harus mulai dipikirkan. Jangan sampai kalau istilah dalam ilmu ekonomi, ada negara yang penduduknya sudah mulai menua tetapi mereka masih belum juga kaya, mereka masih miskin," kata Sri Mulyani.

            Laporan survei yang berjudul "Insights and Future Trends of Investment in Indonesia" ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia telah memiliki kesadaran yang lebih baik dalam berinvestasi. Mayoritas (72%) responden yang disurvei mengatakan bahwa mereka telah mulai berinvestasi, terutama di kalangan generasi milenial. Angka tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan survey Populix pada Januari 2021 tercatat ada kurang dari setengah responden (44%) yang telah mulai berinvestasi.

Dr. Timothy Astandu, Co-founder dan CEO Populix menerangkan, survei tersebut menunjukkan semakin banyak masyarakat Indonesia, terutama generasi muda yang melek dengan investasi. Kehadiran berbagai aplikasi investasi di Tanah Air, tentunya mendorong inkluisivitas kepada anak muda untuk mulai berinvestasi, terlihat juga dari mayoritas responden yang memilih untuk menjalankan investasi melalui aplikasi.

Tujuan utama mayoritas responden (64%) di semua kelompok umur adalah berinvestasi untuk mengumpulkan dana darurat. Secara khusus, jika melihat perilaku investasi setiap generasi, survei mengungkapkan bahwa selain untuk mengumpulkan dana darurat, Gen Z dan Milenial cenderung berinvestasi untuk mendapatkan penghasilan tambahan, sedangkan Gen X bertujuan untuk mengumpulkan dana pensiun.

Reksa dana (47%) tetap menjadi sarana investasi favorit masyarakat Indonesia sejak 2021. Selain itu, sarana investasi lain yang juga banyak dipilih saat ini antara lain perhiasan emas (46%), saham (32%), logam mulia (30%), deposito (29%), properti (21%), mata uang kripto (20%) ). Menariknya, Gen Z cenderung berinvestasi di reksa dana, sedangkan Generasi Milenial dan Gen X lebih tertarik berinvestasi di perhiasan emas. Sarana investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan kurang berisiko menjadi dua alasan utama responden memilih sarana investasi yang prospektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline