Lihat ke Halaman Asli

Paenibacillus Polymyxa, Bahan Dasar Pestisida Nabati Pembasmi Penyakit Blas oleh Mahasiswa KKNT IPB

Diperbarui: 15 Agustus 2022   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Gambar 1 Foto Bersama Sosialisasi Pembuatan Pestisida Nabati Berbahan Dasar Bakteri Paenibacillus polymyxa ) Dokpri

KKKN-T (Kuliah Kerja Nyata - Tematik) IPB merupakan sebuah aksi nyata mahasiswa IPB untuk mengabdi pada masyarakat dan mengaplikasikan berbagai hal yang sudah dipelajari selama perkuliahan pada bidangnya masing-masing. Kegiatan KKN-T IPB menjadi wadah mahasiswa dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Pada tahun 2022, KKN-T IPB kembali dilaksanakan secara luring dan tersebar di 15 provinsi setelah 2 tahun sebelumnya dilaksanakan secara daring dan domisili. Hal ini menjadi awal yang baik bagi mahasiswa IPB untuk mengimplementasikan dan menjadi agent of change.

Kabupaten Karawang menjadi salah satu mitra IPB dalam melaksankan KKN-T 2022. Mahasiswa IPB didistribusikan ke dalam 2 kecamatan yakni Kecamatan Pangkalan dan Kecamatan Tegalwaru. Dari kecamatan, Mahasiswa KKN-T didistribusikan ke 6 desa tiap kecamatan. Lokasi KKN-T di Kecamatan Pangkalan terletak di Desa Kertasari, Tamanmekar, Tamansari, Jatilaksana, Cintalaksana, dan Cintaasih Sedangkan di Kecamatan Tegalwaru terletak di Desa Mekarbuana, Cintalaksana, Cintawargi, Cigunungsari, Cintalanggeng dan Kutamaneuh. Desa Kertasari menjadi salah satu desa di Kecamatan Pangkalan yang menjadi tempat Mahasiswa IPB melaksanakan KKN-T.

Desa Kertasari sebagian besar terdiri dari lahan pertanian terutama sawah. Selaras dengan hal tersebut, mayoritas masyarakat di Desa Kertasari bekerja sebagai petani. Areal sawah yang ada di Desa Kertasari bertipe sawah tadah hujan dengan mengandalkan air hujan yang turun untuk mengairi lahan. Hal tersebut berdampak pada Hama dan Penyakit pada tanaman padi. Salah satu penyakit yang sering muncul pada areal sawah yang kering adalah penyakit blas. Dalam suatu kesempatan, Mahasiswa KKN-T mengunjungi areal sawah milik salah satu ketua kelompok Tani. 

“Penyakit paeh punduk (busuk leher) sudah sering terjadi di Kertasari. Tapi tahun ini lebih parah lagi terutama di kedusunan saya. Tanaman padi yang terjangkit penyakit ini memiliki ciri leher padi menghitam, lumayan mengurangi produksi hingga lebih dari setengahnya.” Ujar pak Abey selaku salah satu ketua kelompok Tani di Dusun Krajan pada Jum’at (25/06/2022)

(Gambar 2  Gejala penyakit blas: hitam pada bagian leher padi ) Dokpri

Atas dasar observasi tersebut, Mahasiswa KKN-T IPB di Desa Kertasari bekerja sama dengan UPTD Pengelola Pertanian Kec. Pangkalan membuat pestisida Nabati berbahan dasar bakteri yang ramah lingkungan dengan harga terjangkau namun dengan efektivitas yang tinggi. Bakteri yang digunakan adalah Paenibacillus polymyxa yang sudah terbukti dan diambil langsung dari Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan yang terpusat di Jatisari, Kab. Karawang.

(Gambar 3 Pelatihan pembuatan pestisida nabati oleh UPTD Pengelola Pertanian Kec. Pangkalan) Dokpri

Kegiatan penyuluhan pencegahan hama dan penyakit tanaman dilaksanakan di balai desa Kertasari pada hari Rabu, 20 Agustus 2022. Kegiatan tersebut dihadiri oleh perangkat desa Kertasari, ketua dan perwakilan dari setiap kelompok tani yang ada di empat dusun desa kertasari serta dihadiri langsung oleh koordinator UPTD pengelola pertanian kec. pangkalan. 

Kegiatan dibuka dengan penyuluhan hama tikus dan wereng sesuai dengan keluhan kelompok tani yang disampaikan kepada mahasiswa. Disampaikan penyebab, cara menanggulangi dan efek dari hama tikus dan wereng. Kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan penyakit blas pada padi yang meliputi sumber dan cara menanggulangi penyakit tersebut.

(Gambar 4 Penyuluhan Hama dan Penyakit Tanaman oleh mahasiswa KKN-T Desa Kertasari) Dokpri

Salah satu cara mencegah penyakit tersebut adalah menggunakan bakteri Paenibacillus polymyxa yang dapat diaplikasikan pada saat perendaman benih dan masa tumbuh padi. Setelah itu didemokan cara perkembangbiakan bakteri Paenibacillus polymyxa menggunakan alat sederhana dan terjangkau yang terdiri dari jerigen, botol air mineral 1,5L, selang aquarium dan aerator. Alat tersebut dapat mengembangbiakan bakteri dengan cara fermentasi yang dibantu menggunakan KMnO4. Setelah 14 hari, bakteri selesai dikembangbiakan dan siap diaplikasikan. Setelah didemonstrasikan pembuatan alat perkembangbiakan bakteri, disediakan juga hasil dari bakteri yang sudah berkembangbiak dan berbau asam khas fermentasi. Alat dan sampel pestisida nabati tersebut kemudian diserahkan kepada salah satu kelompok tani untuk kemudian disebarluaskan kepada anggota kelompok tani masing-masing. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline