Lihat ke Halaman Asli

Abdul Rahman

Jurnalis dan penulis

Prof Dr Jimly Asshiddiqie SH: "Perlu Saling Mengingatkan"

Diperbarui: 29 September 2019   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: dokpri

Upaya penyelamatan dan  pelestarian lingkungan hidup demi kemanusiaan ini penting sekali. Kebakaran sudah agak reda.  Semoga tidak terjadi lagi. Tapi menurut laporan terakhir, di Jambi, misalnya pada hari Senin tengah hari, udaranya gelap seperti  jam 12 malam. Belum pernah terjadi dalam sejarah. Baru sekarang.

Belum reda, sudah ada demo dan gempa di Ambon.  Kita menghadapi dua masalah.  Sebagian disebabkan oleh faktor alam, dan sebagian lagi oleh faktor manusia. 

Ketika semua orang lagi sibuk kasak -- kusuk menunggu kabinet kapan  diumumkan, kita di sini berkumpul untuk melakukan Deklarasi Nasional Gerakan Lingkungan Hidup. Semoga Allah SWT memberkahi kita semua.

Itulah petikan materi kuliah umum yang diberikan Prof Dr Jimly Asshiddiqie SH di La Tansa Hall, Perguruan Tinggi La Tansa Mashiro, Jalan Soekarno -- Hatta No 1 Rangkasbitung, Lebak, Banten pada Jumat (27/9)  lalu dihadapan ratusan mahasiswa dan para tokoh nasional gerakan lintas budaya dan generasi.

Jimly Asshiddiqie berbicara dalam rangka Studium Generale dan Deklarasi Nasional, Penyelamatan Lingkungan Hidup di hadapan para tokoh gerakan lintas budaya  dan lintas generasi seperti di antaranya.

Dr M. Jafar Hafsah (Sekjen ICMI), Dr Ir Saleh Abdurahman, Msc (Staf Ahli Bidang Lingkungan dan Tata Ruang Kementerian ESDM RI, Dr Ir hariynato MT mewakili Dirjen EBTKE Kementerian ESDM RI, Direktorat Konservasi Energi kementerian ESDM RI, Ir Helmi Basalamah MM, (Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM kementerian LHK RI, Budi Satyawan wardhana, Deputi I-Perencanaan dan Kerjasama Badan restorasi Gambut RI, Ade Sumarna (Wakil Bupati Lebak), Ir Priyono (Kepala Bagian Umum Ditjen PSP, Kementerian Pertanian RI), mewakili Dirjen PSP, Kolonel TNI Windiatno, Danrem 064 Maulana Yusuf, Propinsi Banten, mewakili Panglima TNI, Dr Suharno M.Kes (staf ahli Bidang Kesra dan SDM Kota Tangerang Selatan)mewakili Walikota Tangsel, seniman dan penggiat lingkungan Raja Asdi (inisiator), budayawan Remy Sylado (inisiator), musisi Sam Bimbo (inisiator), Ully Sigar Rusady (inisiator) dan tokoh R. Dono Sumarwoto.

sumber: dokpri

Dalam materi kuliah umum tersebut, Jimly menegaskan bahwa Deklarasi Nasional untuk Penyelamatan Lingkungan hidup adalah gerakan yang sangat mulia. Tidak banyak orang yang berminat terhadap gerakan ini. Sebab hasilnya tidak cepat bisa dilihat. 

Dampaknya jangka panjang. Sedangkan demokrasi, mengakibatkan  orang berpikir jangka pendek. Tahunan, atau lima tahunan. Dari Pilpres ke Pilpres atau dari Pilkada ke Pilkada. Tergantung musim politik datang.   

"Apalagi sekarang menunggu pengumuman kabinet. Ada demo sedikit langsung berpikiran bahwa gerakan itu akan menggagalkan pelantikan 20 Oktober,  misalnya begitu.  Demo-demo mahasiswa dikait-kaitkan. Inikan orang murni.    Maka jangan buru-buru dipolitisir. Tapi itulah cara berpikir politik. Membuat semua orang berpikir pendek," lanjut Jimly.

Masih menurut Jimly, negeri kita adalah sebuah  negeri yang ringkih. Sangat ringkih. Itu sebabnya terpecah  menjadi 17 ribu pulau. Coba alam kita tidak ringkih tidak akan terpecah menjadi 17 ribu pulau. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline