Lihat ke Halaman Asli

Abdul Rahman

Jurnalis dan penulis

Merokok Bisa Sakit Paru-paru, Bisa Juga Rupa-rupa

Diperbarui: 26 September 2019   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Entah siapa yang pertama kali berpendapat bahwa umat Islam yang tergabung dalam organisasi tertentu , cenderung perokok. Sementara jika umat Islam yang tergabung dalam organisasi keagamaan yang lain lagi anti rokok. Alias tidak merokok.

Kalau tidak percaya, tengok saja para anggota dan para pengurusnya, dari tingkat ranting sampai Tingkat Pusat. Para pengurus organisasi tersebut, merokok bukanlah hal yang tabu. Sementara pada organisasi yang lain, tak ada satupun yang merokok. kalaupun ada, sebagai pengecualian.

Kenapa tulisan ini dibuka dengan menghubungkan antara perokok dan organisasi tertentu? Pasar terbesar rokok di Indonesia adalah umat Islam. Dan hukum makhruh bagi mereka yang merokok belum cukup menghentikan mereka yang berniat merokok.

Sementara mereka yang tidak merokok adalah yang memercayai bahwa hukum merokok adalah haram. Apa dasarnya? Bahwa merokok salah satu perbuatan yang bisa merugikan diri sendiri.

Merokok bisa mengakibatkan sakit paru-paru, kanker, impoten, jantung ataupun sakit yang lain. Atas dasar itu, maka jika seseorang merokok, sama artinya mengundang penyakit ke dalam tubuhnya. Yang pasti itu bukan tindakan yang dibenarkan. sama saja haram.

Lantas bagaimana sikap mereka yang tetap merokok? Mereka yang merokok, hanya menganggap bahwa hukum merokok adalah makhruh. dan alasan mereka yang tetap merokok adalah bahwa merokok masih ada manfaatnya, walau banyak juga madharatnya.

Tapi ada manfaat yang bisa dipetik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dan bagi mereka yang merokok juga sudah tahu bahwa akibat merokok bisa saja terkena penyakit paru - paru atau malah bisa terkena penyakit rupa-rupa. Tapi risiko-risiko itu tidak cukup membuat jera.

Tidak cukup mengancam mereka untuk berhenti merokok. Yang lucunya lagi, mereka yang merokok tetap mengkampanyekan kepada khalayak supaya tidak merokok tapi sambil merokok. Bahwa kalau belum pernah merokok, sedapat mungkin tidak usah merokok.

Kisah ini sangat populer di kalangan santri atau para ulama di kampung. Konon ada tiga pemuda yang bersahabat. Pemuda yang pertama mempunyai hobi minum minuman yang memabukkan.

Segala jenis menimuan dia suka. Pemuda kedua mempunyai hobi bermain perempuan. Hobinya memacari perempuan dari berbagai suku di dunia. Eropa, Amerika atau Indonesia. Sedang pemuda yang ketiga mempunyai hobi merokok. Dia juga sudah paham berbagi jenis rokok.

Dari rokok kretek hingga serutu dia paham. Saat mereka sedang berjalan menuju ke suatu tempat, tiba-tiba salah satu pemuda itu kakinya menedang suatu benda. Dan ternyata benda itu adalah lampu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline