Lihat ke Halaman Asli

Teguh Wiyono

Pendidik

Saudara Kandungku, Mereka Juga Guruku

Diperbarui: 2 Desember 2022   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Para Kompasianer yang berbahagia, semoga kita dihari-4 Bulan November 2022 ini, kita selalu diberikan kekuatan lahir dan batin, untuk terus berkarya melalui tulisan tulisan  di blog Kompasiana ini. Dan semoga tulisan tulisannya bermanfaat dan menginspirasi banyak orang.

Pada kesempatan ini, dalam rangka menyongsong Hari Persatuan Guru Republik Indonesia ini, penulis akan mengangkat sosok seorang guru, baik sosok seorang Guru Formal maupun Seorang Guru yang selama ini terabaikan keberadaannya atau terlupakan. Mudah mudahan dengan melalui tulisan ini dapat menyadarkan diri kita tentang sosok yang berpengaruh dalam.hidup kita.

Penulis lahir dari keluarga sederhana, memiliki banyak saudara, karena orang tua dulu, tak mengenal program keluarga berencana (KB).

Penulis merupakan anak ke 8 dari 8 bersaudara yang semuanya laki laki. Luar biasa.sebagai anak bungsu, sadar atau tidak sadar, pola pikir cara pandang akan banhak dipengaruhi oleh orang orang disekitarnya seperti orang tua dan  termasuk disini kakak kandung. Kakak kandung mempunyai pengaruh besar  dalam menentukan arah  tujuan hidup dan cita cita penulis. 

Kakak kandung Selalu dijadikan row model dan kiblat bagi adiknya, baik dari perilaku, ucapan dan perbuatan. Penulis sebagai yang paling muda selalu belajar dan terinspirasi dari saudara yang lebih tua.apalagi sejak tahun 1993 sosok Ayah telah kembali menghadap Sang Ilahi. Maka tak berlebihan jika kakak kandung saya berikan label Guru.

Meskipum demikian dari 7 saudara tidaklah sama didalam memberikan  arahan, nasehat, bimbingan, pandangan, ada yang cenderung keras, ada yang menggunakan logika logika yang bisa dinalar, hakekatnya bahwa semua yang disampaikan untuk memberikan bekal hidup, sebagai dasar-dasar proses hidup.

Guru adalah guru, siapapun yang memberikan nasehat, petuah dan membuat kita menjadi lebih baik itu pantas disebut guru, termasuk didalamnya adalah saudaraku. pengalaman-pengalaman empirisnya dijadikan dasar untuk meberikan "wejangan" nasehat. Dan tentu itu bekal yang sangat luar biasa. Ilmu bukan sekedar berhitung dan membaca akan tetapi, motivasi dan semangat itulah yang dapat menguatkan jiwa dan raga untuk berkarya berkerja lebih optimal.

Semoga para guru guru penulis selalu mendapat keberkahan dari Tuhan Yang Maha Kuasa#DocJaySehatselalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline