Ratusan orang dari berbagai elemen menyerukan tuntutan aksi di depan Gedung Merdeka Jalan Asia-Afrika Kota Bandung baru-baru ini.
Massa aksi datang dalam rangka memperingati Hari Anti-Korupsi Sedunia yang jatuh pada tanggal 9 Desember 2023.
Sekretaris Jenderal Garda Kemerdekaan, Fuad Rinaldi, menyampaikan sejumlah tuntutan aksi menyangkut penuntasan pelanggaran Hak Azazi Manusia (HAM) dan pemberantasan korupsi.
Tuntutan itu mereka suarakan dengan isinya sebagai berikut, 1. Adili pelanggar HAM kepada Pengadilan HAM, 2. Tuntaskan kasus-kasus HAM, 3. Berantas korupsi, kolusi nepotisme, dan 4. Berantas mafia hokum.
Fuad Rinaldi atau Kang Fuad, bergabung bersama Garda Kemerdekaan dan Aliansi Mahasiswa dan Rakyat. Secara terperinci massa aksi di dalamnya terdapat pula perwakilan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), perwakilan Mahasiswa Universitas Al-Ghifari, perwakilan Mahasiswa Universitas Padjadajaran (UNPAD), perwakilan Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha, perwakilan Mahasiswa Universitas Jenderal Ahmad Yani (UNJANI), Aktifis Disabilitas Jawa Barat, Kaum Miskin Kota, dan Aktifis Garda Kemerdekaan, hingga para tokoh bangsa.
Dalam keterangannya, Fuad Rinaldi, menyeru dalam lingkaran mimbar massa aksi yang hadir sebagai pihak berdedikasi pada keadilan dan kemanusiaan rekan-rekan kader Garda Kemerdekaan bersama Aliansi Mahasiswa dan Rakyat.
"Hari ini, kami berkumpul di mimbar bebas dengan beban berat di pundak kita semua. Kita membawa beban dari masa lalu yang tak terlupakan, dari Kasus Pelanggaran Hak Azazi Manusia (HAM) Talang Sari, Pelanggaran HAM Tanjung Periuk hingga Pelanggaran HAM Semanggi 1 dan Semanggi 2 Tragedi 1998" kata Kang Fuad.
Menurut Kang Fuad, bahwa massa aksi tidak boleh lagi membiarkan bayangan kejahatan kemanusiaan itu mengaburkan sinar masa depan bangsa ini.
"Talang Sari, sebuah tragedi tidak pernah kita lupakan akan ketidakadilan yang terjadi. Ratusan nyawa terenggut, ratusan keluarga kehilangan kehangatan begitu juga tragedi Tanjung Priuk. Semanggi 1 dan Semanggi 2, babak gelap sejarah bangsa menyisakan luka yang belum sembuh. Masih banyak lagi tragedi yang tidak terungkap' ungkap Kang Fuad.
Namun, ujar Kang Fuad, bahwa kebenaran tidak boleh terhalang oleh dinding-dinding kekuasaan. Keadilan tidak boleh hanya menjadi mimpi yang terlelap. Pihaknya tidak bisa lagi membiarkan para pelaku kejahatan kemanusiaan, dari level anak buah hingga para jenderal, berkeliaran tanpa pertanggungjawaban.