Lihat ke Halaman Asli

Teguh Ari Prianto

TERVERIFIKASI

-

Salah Langkah dalam 4 Manuver ini, Pencapresan Ganjar Gagal

Diperbarui: 8 November 2022   15:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Capres-capres potensial dalam Pilpres 2024. Photo: https://www.kompas.id/baca/polhuk/2022/02/22/partai-belum-realistis-merespon-suara-publik

Pemilu presiden dan wakil presiden (pilpres) 2024 semakin menarik perhatian publik. Menyimak berbagai nama kandidat saling bersaing dalam catatan-catatan survey dan prediksi-prediski ahli maupun politisi tanah air, terasa seru.

Nama ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan menjadi tiga nama yang terus berkutat pada hitung-hitungan calon presiden (capres) paling unggul. Meski ada capres lain yang muncul, namanya masih berada dibawah popularitas tiga nama di atas.

Airlangga hartarto, misalnya, menjadi capres yang namanya disebut-sebut karena telah menjadi kandidat dari hasil pertemuan-pertemuan pengambilan keputusan resmi Partai Golkar. Muhaimin Iskandar juga sama, Ketua Partai PKB ini kian gencar didorong maju menjadi capres.

PDIP mengusung Puan Maharani, namun popularitasnya jauh dibawah angka yang diharapkan. Sama halnya dengan Agus Harimurti Yudhoyono masih terus berusaha mengambil simpati rakyat agar elektabilitas beralih kepadanya.

Erick Thohir, ambil bagian sama dalam bursa pencapresan ini. Selagi padat menjalani tugas sebagai seorang menteri, beberapa manuver politiknya kerap tertangkap publik, mengesankan Erick siap maju capres pada pilpres 2024 itu.

Begitu seterusnya, susul menyusul menjadi paling unggul pada masa-masa awal tahapan Pemilu 2024, membuat dinamika politik tanah air semakin menarik.

Masing-masing capres itu sudah memiliki ruang-ruang perhatian sendiri di masyarakat. Sejumlah elemen yang menyatakan sebagai pendukung diantara mereka gencar melakukan sosialisasi dan pemasaran kandidat sampai ke tingkat bawah. Strategi dan taktik agar massa benar-benar mampu mengenal setiap kandidat, terus dirancang.   

Persaingan nampaknya semakin ketat. Hari-hari berjalan diantaranya mendulang dukungan sekaligus investasi politik sampai pada saat pemilihan tiba.

Bersiasat demi kemenangan menjadi keputusan lumrah bagi siapapun dalam sebuah kontestasi politik. Membaca langkah lawan dan memperbaiki performa diri agar melampaui batas capaian, saling bergantian dalam rentetan berstrategi capres.

Namanya saja persaingan, setiap gerak langkah kandidat akan selalu menjadi perhatian banyak mata dari sana-sini. Dalam konteks inilah, jika kehati-hatian luput dari perhatian langkah-langkah pemenangan, strategi pun akhirnya terbaca lawan, maka potensi penjegalan bisa saja terjadi sebelum kandidat sampai kepada masa waktu pemilihan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline