Kerajaan Inggris terkenal sejak berabad-abad yang lalu sebagai kerajaan maju dan memiliki jejak kekuasaan besar di seantero bumi. Pengaruhnya begitu kuat terhadap perkembangan Negara-negara lain dalam berbagai periodesasi peradaban dunia.
Berkali-kali berganti kepemimpinan, secara konsisten Inggris mampu melahirkan raja-raja atau ratu-ratu berwibawa hingga saat ini. Realitas demikian menjadikan Inggris semakin terhormat sebagai Negara berdaulat.
Negeri di belahan Eropa ini belum lama berduka, akibat sang Ratu tercinta, Ratu Elizabeth II meninggal dunia. Kekuasaan berpindah kepada putra mahkotanya. Saat tulisan ini disusun, Inggris tengah mengadakan ritual pemakaman sang ratu dalam upacara yang begitu khidmat.
Putra mahkota itu bernama Charles. Dalam pergantian kepemimpinan, nama Charles disematkan dalam nama resmi Raja Inggris saat ini yaitu Raja Charles III. Berkaitan dengan pilihan nama bagi sang raja, sebelumnya terjadi suatu proses yang dilewati di dalam kerajaan.
Laman Kompas menuliskan bahwa salah satu langkah yang harus dia putuskan berkaitan bagian proses penobatan sang raja adalah apakah akan memegang takhta dengan sebutan Raja Charles III atau mengambil nama lain. Misalnya, nama pertama kakeknya, George VI adalah Albert, tetapi dia berkuasa dengan menggunakan nama tengahnya. Charles bisa saja memilih dari empat namanya, yaitu Charles Philip Arthur George.
Dalam tulisan berikutnya, nama Raja Charles III resmi dipakai sang raja bertakhta. Charles merupakan sebuah nama dari nama baptis sang raja. Nama tersebut diyakini sebagai bentuk penghormatan sekaligus meneruskan nama leluhur sebelumnya yaitu Raja Charles II yang berkuasa pada pertengahan abad XVI.
Diplomatik dan Persahabatan
Kejayaan Inggris pada Abad XVI sangat erat kaitannya dengan nama seorang rajanya yaitu Raja Charles II. Raja berkiprah dengan peran sentralnya diberbagai belahan dunia termasuk menjalin hubungan dengan raja-raja di Asia dan Nusantara.
Sebuah catatan sejarah, bahwa Raja Charles II begitu dekat dengan sebuah kerajaan di Tanah Sunda yaitu Kerajaan Banten. Dalam situs https://www.tajuk24.com/internasional/pr-5223873800/sir-abdul-dan-sir-ahmed-duta-besar-kerajaan-banten-untuk-kerajaan-inggris-di-tahun-1682 disebutkan bahwa hubungan baik antara Kerajaan Inggris dengan Kerajaan Banten itu sebagai sebuah hubungan diplomatik.
Kedua kerajaan bersepakat menjadi pihak yang terikat dalam persahabatan dan hubungan kerjasama dalam menghadapi hegemoni kolonialisasi Belanda di Tanah Sunda. Ajakan kerjasama ini pertama kali muncul dari Raja Inggris kepada Raja Banten melalui utusannya pada tahun 1680.