Lihat ke Halaman Asli

tegarsianipar

"Si Vis Pacem, Para Bellum"

Saham Laba Berpotensi Untung Besar tapi Disuspen, Why?

Diperbarui: 29 Agustus 2024   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar grafik Saham LABA, Sumber : Stockbit

Beberapa minggu yang lalu saya membeli saham dengan kode saham LABA, saham dari perusahaan ini sebelumnya dikuasai oleh pemilik LADANG BAJA MURNI TBK, Namun setelah diakuisisi oleh Green Power Energy, saham nya langsung terbang, dalam 4 bulan terakhir sudah naik 980%, namun saat ini saham ini sedang di suspen oleh BEI, alasan BEI mensuspen saham ini setelah saya baca adalah mereka ingin colling down atau membuat investor berpikir dahulu, namun menurut saya ini hanya menghalang-halangi saja, toh juga baik seseorang rugi-atau untung seseorang itu sendiri yang menanggung, bursa saham Amerika saja tidak ada pembatasan-pembatasan kenaikan seperti itu, kalau menurut saya biarlah terjadi secara organik naik turunnya harga saham itu, berdasarkan tingkat permintaan dan penawarannya.

Wajar saja ekspetasi publik terhadap saham ini tinggi, pasalnya perusahaan ini mengatakan bahwa kedepan akan bermain di bisnis produsen batrai lithium untuk kendaraan listrik, kalau kita cari cari di google atau dimanapun, perusahaan produsen batrai lithium untuk kendaraan listrik itu belum ada sampai saat ini, jadi Green Power group merupakan pemain pertama, jadi wajar saja begitu masyarakat tahu saham LABA diakuisisi oleh Green Power Group, maka masyarakat berbondong-bondong membelinya, sehingga ketika permintaan terhadap suatu saham tinggi namun saham beredar nya terbatas, maka harga saham biasanya akan naik.

Wajar saja, saham beredar dari perusahaan ini hanya 1,10 milyar, dan owner utama menguasai 72% dan yang beredar di masyarakat publik hanya sekitar 27,5% jadi memang sangat sedikit jumlahnya.

Saya sangat berharap BEI segera membuka gembok suspensinya, karena saya menilai tidak ada yang salah disini semua informasi bersifat publik dan jelas bisa ditemukan di open source manapun.

Dan tidak ada pula publik yang perlu dilindungi karena pada faktanya saham ini malah memberi keuntung pada publik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline