Manusia akan mengkaji dirinya sendiri, detik per detik menit per menit jam per jam, manusia bertanya tentang apa yang dirasakannya apakah nyata, apakah tidak, apa yang dilakukan seseorang, apakah itu kebiasaan atau keunikan, setiap manusia yang berpikir tentang dirinya sudah melaksanakan fungsi filsafat manusia, akan penasaran, akan menyangsikan segala sesuatu yang dilihat, dirasakan.
Manusia akan penasaran dengan ekspresi, dengan suara, dengan reaksi dan dengan tanda, manusia cenderung memolakan tanda dan melakukan penafsiran sesuai apa yang diperkirakannya benar.
Tugas filsafat manusia sederhana, yaitu membatalkan atau menggugat atau mempertanyakan asumsi yang dianggap sebelumnya benar, itu pengantar dan itu psikologinya.
Ia bertanya, ia penasaran dan ia menyangsikan itu syarat dan keharusannya. Tapi apakah ada dampak untuk semua itu?, ada, yaitu rasa lelah, rasa tidak puas, dan rasa ingin menjawab semua yang disangsikannya, baik dalam pergulatan pikiran atau sebaliknya.
Sungguh indah rasa penasaran dan rasa ingin tahu manusia itu, sungguh dalam rasanya ingin terbang dan berkeliaran di alam tanya.
Sungguh nikmat menjadi penasaran, sungguh nikmat diam didalamnya, didalam tanya yang bahkan tidak menuntut jawab, terbang bebas mengelana kedalam pengalaman dan maksud dari segala tanya yang dipikirkannya, berekspresi sesuai alam imajinasinya yang kaya.
Sungguh itulah kenikmatan filsafat manusia. tidak ada variabelnya, sungguh berantakan yang natural.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H