Sunyi itu semakin mendekat
Kekosongan jiwa merayap ke pikiran
Tubuh tidak dapat lagi mengontrol
Kematian tampak semakin dekat
Debu naik berterbangan
Besi ayunan itu kini berkarat
Akar pohon yang besar tidak lagi diduduki
Sunyi, sepi, bersamaan datang dengan badai kekosongan jiwa
Hancurkan saja jalan aspal itu
Pukul 00:00 masih ada yang bekerja
Membenturkan palu ke tanah
Kesunyian itu tetap tinggal di tengah riuh
Puisi ini menunggu tintanya habis
Dibalik jari yang memanifestasi pikiran
Dalam kehancuran kita tetap dipaksa bertahan
Pada kerapuhan yang terus memanggil untuk hilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H