Membaca data yang dirilis BPS (Badan Pusat Statistik) baru-baru ini yang mencatatkan bahwa angka pengangguran di indonesia telah mencapai 8,42 juta orang pada periode agustus 2022, naik dari yang sebelumnya hanya mencapai 8,40 juta orang pada februari 2022.
Hal ini terlihat dari pengalaman dilapangan keseharian saya sendiri, dimana teman-teman baik pria atau wanita banyak yang sedang mengeluhkan tentang situasi mereka yang belum mendapatkan pekerjaan, sehingga tidak punya penghasilan.
Jenjang pendidikan teman-teman yang menganggur pun beragam, ada yang tamatan SMA/SMK, D3, atau S1. Melihat banyak teman-teman yang menganggur saya jadi sedih, mendengar cerita mereka yang tak tahu harus bagaimana dan berbuat apa, saya juga tidak mengerti bagaimana harus menanggapinya.
Saya sedih iya, bingung iya, juga hanya bisa mengasih solusi, tapi disatu sisi saya benar-benar ingin membantu mereka, namun saya sadar, saya hanya seorang pegawai yang juga digaji oleh kantor ditempat saya bekerja, dan juga saya belum punya dana cadangan yang cukup besar untuk dijadikan modal membuka usaha.
Akhirnya saya mencoba memikirkan masalah ini, mengapa sampai situasi seperti ini terjadi, apa yang menyebabkan begitu banyak pengangguran dan sulitnya mencari pekerjaan di negeri tercinta.
Saya pun menyadari bahwa salah satu dampak yang sangat saya banyak temui adalah kurangnya informasi, ketrampilan, pengetahuan oleh seseorang yang menganggur, mereka bingung harus berbuat apa untuk dapat uang dan bingung mau lamar kerja dimana, buka loker di internet, loker yang disediakan banyak click bait atau penipuan atau banyak juga yang tidak tahu informasi loker nya.
Kurangnya pelatihan ketrampilan disetiap daerah-daerah atau desa-desa di indonesia membuat banyak nya anak usia muda produktif untuk bekerja tapi tidak mendapatkan kesempatan dan modal untuk mengembangkan potensi dirinya.
Kekurangan akses informasi untuk memperoleh modal, tidak punya hal yang bisa diagunkan karena baru mau merintis, mau bekerja tidak mudah cari lowongan pekerjaan, isu-isu tentang sistem prekurtan pekerjaan yang mengandalkan orang dalam dan kurangnya pengetahuan tentang dunia usaha, faktor-faktor inilah yang saya amati dilapangan yang menjadi faktor banyak nya pengangguran.
Hal ini mengakibatkan banyak nya anak muda yang memasuki masa frustasi dalam kehidupan mereka, belum lagi persoalan influencer-influencer sekarang yang banyak mengombar-ambirkan doktrin umur sekian harus sudah punya sekian.
Hal inilah yang membuat saya dan 2 teman saya yang sedang menganggur ingin mencoba peruntungan dengan membuka usaha kedai kopi. Kedai kopi yang didalamnya menjual kopi, tea, indomie dan makan-makanan kedai kopi lainya, memang kami masih merencanakanya, namun saya rasa pemikiran seperti inilah yang banyak dirasakan anak muda saat ini.