Andai bangsa ini benar-benar menghargai pemikiran para pendiri bangsa The Founding Father's pasti pemikiran bangsa ini akan berkembang. Buku karya Tan Malaka ini mempunya sejarah dan menggali kecerdasan dengan sangat otentik. Mengajak kita berpikir dalam sudut pandang ilmu bukti 'Science'.
Heran entah kenapa bangsa ini tidak pernah mengungkit dan mempelajari pemikiran Bapak Tan Malaka disekolah, padahal ini tidak ada sangkut-menyaut nya tentang komunisme, atau karena dia dulu pernah dianggap PKI?...
Tulisan-tulisan karya-karya dari Tan Malaka juga tidak pernah dipelajari disekolah, dari saya SD sampai saya lulus SMK tak pernah saya tahu siapa Tan Malaka itu dan apa pemikiranya. Yang diajarkan cuman soekarno-hatta, itu pun hanya beberapa saja.
Padahal jika dipikir-pikir, akar bangsa ini ada juga lahir dari pemikiran-pemikiran Bapak Tan Malaka, Bahkan konsep negara Republik Indonesia, jauh-jauh hari sudah dikarang nya dalam buku "Naar de Republik Indonesia" "Menuju Republik Indonesia".
Herannya di negeri sendiri pemikiran dan buku-buku Tan Malaka tidak dikaji disekolah, sementara diluar negeri, disekolah-sekolah di barat atau eropa, mereka justru lebih sensitif terhadap pemikiran Bapak Bangsa ini.
Tan Malaka, Soekarno, Hatta, Sjahrir... jarang sekali diketahui dan dipelajari tentang pemikirannya disekolah, padahal menurut saya pembelajaran tentang isi pemikiran dan ide-ide mereka sudah sepatutnya dibahas dalam metode pelajaran kelompok-kelompok diskusi dan perdebatan. Untuk memancing rangsangan pikiran pelajar tentang sejarah pemikir bangsa.
Memang kompetensi guru sejarah di sekolah dari sd sampai smu, seharusnya benar-benar diseleksi dengan cermat pasalnya pelajaran sejarah ini menurut saya amat penting dipahami bukan dihapalkan.
Saya sangat setuju dengan pendapat bapak Tan Malaka dalam buku Madilog ini bahwa 'Menghapal hanya membuat kita bodoh seperti mesin', mungkin maksudnya disini adalah memahami sesuatu bukan mala menghapal nya begitu saja tanpa tahu apa dan mengapa itu dihapalkan.
Sekali lagi saya berpendapat bahwa buku madilog ini seharusnya benar-benar dikaji dan dipelajari terkait buku-buku karya bapak Tan Malaka lainya mungkin juga sangat menjadi rekomendasi untuk dibaca dan coba dipahami seperti "GerPolEk" dan lainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H