Semua hal yang menjadi kebutuhan rumah tangga pasti menghasilkan sampah, baik sampah anorganik maupun sampah organik.
Sampah anorganik adalah sampah yang tidak bisa secara alami diurai oleh lingkungan, dihasilkan dari kemasan kebutuhan rumah tangga, seperti sampah bekas kemasan sabun, bekas kemasan pasta gigi, bekas kemasan botol air mineral dan banyak lagi.
Sedangkan sampah organik adalah sampah yang secara alami dapat diurai oleh lingkungan, dihasilkan dari sisa sayuran, buah-buahan atau sisa dari makanan yang tidak habis di konsumsi di rumah.
Di rumah biasanya sampah-sampah tersebut baik yang anorganik maupun organik dikumpulkan dalam satu wadah.
Atau jikapun terpisah terkadang tetap dijadikan satu wadah ketika di kumpulkan oleh petugas sampah untuk di bawa ke tempat pembuangan sampah sementara.
Manajemen sampah seperti ini memang keliru dan tidak tepat. Sayangnya, walaupun kita tahu itu salah dan tidak tepat seolah kita membiarkan hal tersebut berlangsung terus menerus dan akhirnya dianggap biasa.
Padahal sebagai orang tua kita harus memiliki kesadaran bahwa kita memiliki kewajiban dan tanggung jawab moral untuk mewarisi lingkungan hidup yang baik kepada anak kita di kemudian hari.
Salah satu tanggung jawab kita sebagai orang tua kepada anak adalah dengan menanamkan sikap peduli lingkungan kepada anak sedini mungkin dan di mulai dari rumah.
Rumah harus menjadi lingkungan pertama yang menanamkan sikap peduli lingkungan. Di rumah orang tua harus memiliki sikap peduli lingkungan dan juga memiliki peranan penting untuk menanamkan sikap peduli lingkungan kepada anak.
Menanamkan sikap peduli lingkungan kepada anak sedari dini merupakan keniscayaan yang harus orang tua lakukan. Di rumah anak menghabiskan waktu terbanyak bersama orang tua.
Rumah juga menjadi lingkungan terdekat bagi anak untuk belajar. Lantas bagaimana orang tua di rumah untuk dapat menanamkan sikap peduli lingkungan kepada anak.