Semarang -- Mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Semarang (UNNES) kembali berinovasi dengan menciptakan modul pembelajaran praktis dalam bidang teknik mesin dan kewirausahaan melalui Program Lantip 4 di SMK Negeri Jawa Tengah, Semarang. Modul yang dibuat ini berfokus pada teknik bubut dan frais serta produk kreatif dan kewirausahaan untuk mendukung pembelajaran berbasis praktik di sekolah kejuruan.
Program Layanan Aktivitas Terpadu Integrasi Pendidikan (Lantip) merupakan salah satu wujud pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa FT UNNES sebagai bentuk kontribusi kepada dunia pendidikan. Dalam program Lantip ke-4 ini, mahasiswa dari jurusan Teknik Mesin dan beberapa program studi lain bergabung untuk merancang modul-modul yang berorientasi pada keterampilan praktis siswa SMK.
Modul pembelajaran teknik bubut dan frais dirancang untuk membekali siswa dengan keterampilan dasar dalam penggunaan mesin-mesin produksi. Modul ini menjelaskan secara rinci langkah-langkah pengoperasian mesin bubut dan frais, prosedur keselamatan kerja, serta teknik perawatan alat agar siap digunakan untuk latihan. Penyajian modul dibuat sederhana dengan panduan visual yang menarik sehingga mudah dipahami oleh siswa. Dengan adanya modul ini, para siswa diharapkan dapat lebih percaya diri dalam mengoperasikan mesin bubut dan frais dengan benar.
Selain modul teknik, mahasiswa FT UNNES juga memperkenalkan modul Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK). Modul PKK ini memberikan panduan praktis kepada siswa tentang dasar-dasar membangun usaha, mulai dari pemilihan ide produk, perencanaan, hingga strategi pemasaran. Pengembangan modul PKK dilakukan dengan pendekatan yang interaktif dan disesuaikan dengan kondisi riil di dunia usaha saat ini. Materi dalam modul ini juga diharapkan dapat memupuk jiwa kewirausahaan siswa sejak dini.
Salah satu siswa SMK Negeri Jawa Tengah yang mengikuti program ini mengaku senang karena materi yang disampaikan mahasiswa UNNES mudah dipahami dan bisa langsung diaplikasikan di bengkel sekolah. "Modul ini sangat bermanfaat karena kami jadi lebih mengerti cara menggunakan mesin dan mengelola usaha kecil-kecilan," katanya.
Program Lantip ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi program-program kolaborasi lain antara perguruan tinggi dan sekolah kejuruan di Indonesia, guna mencetak lulusan yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga siap bersaing dan berkontribusi di dunia industri maupun kewirausahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H