Lihat ke Halaman Asli

Tegar nur

Mahasiswa

Bayi yang Terlantarkan hingga Menjadi Seorang Pemimpin Kerajaan; Ringkasan Kronologi Perjalanan Ken Arok

Diperbarui: 13 Juni 2024   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam sejarah Jawa, Ken Arok adalah tokoh legendaris yang perjalanan hidupnya penuh dengan teka-teki dan ambisius. Dilahirkan di lingkungan petani miskin pada abad ke-13, Ken Arok mengalami masa kecil yang sulit. Namun, kekuatannya mengangkatnya dari kemiskinan menjadi seorang pemimpin yang kuat. Ken Arok berhasil naik ke puncak kekuasaan berkat keberaniannya dan kecerdasannya dalam memanfaatkan kondisi politik yang tidak stabil. Ken Arok berhasil mengambil alih Kerajaan Tumapel, yang kemudian dikenal sebagai Singasari, dari tangan Tunggul Ametung, menjadikannya salah satu raja terbesar dalam sejarah Jawa. Ringkasan Perjalanannya digambarkan sebagai berikut:

  • Arok ketika masih bayi dibuang di kuburan Karuman, lalu ditemukan dan dirawat oleh Lembong.
  • Arok menjadi penggembala kerbau di Pangkur, dan sepasang kerbaunya dijual.
  • Arok dirawat oleh Bango Samparan di Karuman.
  • Bersama Tita, Arok belajar menulis, membaca hari, bulan, tahun, dan perbintangan di Sagenggeng.
  • Arok memperkosa wanita anak penyadap enau di ladang sanja.
  • Arok memperkosa wanita pemikat burung pipit.
  • Arok ke Rabut Katu, di mana ada pohon katu sebesar pohon beringin, dan sekarang dikenal dengan Desa Parangargo, Kecamatan Wagir.
  • Arok memperkosa wanita di Desa Lulumbang.
  • Arok mencuri di Desa Palamentenan, lalu dikejar oleh penduduk.
  • Arok membawa mpu Palot dari Desa Pengrajin Emas di Kabalan ke Turiyantapada.
  • Di Turiyantapada, dia belajar membuat emas dan perak, sementara di Kabalan dia berbuat onar dan dikepung oleh rakyat.
  • Berangkat ke Gunung Lejar pada hari Rabu Wage di tempat di mana para dewa berkumpul.
  • Di Taloka (sekarang Desa Talok, Kecamatan Turen), Arok diasuh oleh Dang Hyang Lohgawe.
  • Arok mengabdikan diri kepada Lohgawe di Pakuwon Tunggul Ametung di Singasari. Saat itu, Ametung melarikan Dedes dari Asrama Mpu Purwa di Desa Panawijen atau Palawijen.
  • Arok melihat Ametung dan Dedes di taman Boboji, dan Arok melihat pawestren Dedes bersinar.
  • Di rumah Bango Sanparan di Karuman, dia mengunjungi ayah angkatnya. Ia meminta restu untuk membunuh Ametung, dan Arok diminta untuk menghubungi Mpu Gandring di Lulumbang untuk membeli keris yang kuat.
  • Arok pergi ke Lulumbang untuk meminta keris dari Mpu Gandring selama lima bulan, tetapi Gandring meminta satu tahun.
  • Pada bulan kelima, Arok mengambil keris dan membunuh Mpu Gandring di Lulumbang.
  • Pada bulan berikutnya, Arok membunuh Ametung dan menghukum Keboijo.
  • Aroknya menikahi Ken Dedes yang telah hamil tiga bulan. Lalu Arok menjadi raja di Tumapel, negeri Singasari.
  • Arok diangkat menjadi raja di negeri Singasari. Arok melakukan hal-hal baik di antaranya, menjadikan Mpu Lohgawe sebagai pendeta di istana. Dia balas kebaikan dari Bango Samparan, memberikan anugerah kepada anak-anak pandai besi di Lulumbang, dan anak Lohgawe dinikahkan dengan anak Bango Samparan, cucu Puranti.
  • Ia diberi nama Abiseka Sang Amurwa Bumi dan diberi nobatan Bhatara Guru.
  • Di sebelah utara Ganter (Hantang atau Ngantang), prajurit Tumapel menyerang raja Daha.

Perjalanan hidup Ken Arok dari bayi terlantar hingga menjadi pemimpin Kerajaan Tumapel adalah kisah yang dipenuhi dengan peristiwa dan keputusan berani. Dilahirkan dalam kondisi penuh kemiskinan, ia dibuang di kuburan Karuman dan diselamatkan oleh Lembong yang merawatnya. 

Masa kecilnya dihabiskan sebagai penggembala kerbau di Pangkur, hingga akhirnya ia diasuh oleh Bango Samparan di Karuman. Ken Arok menunjukkan semangat belajar yang tinggi, menguasai ilmu membaca, menulis, dan perbintangan bersama Tita di Sagenggeng. Meskipun melakukan beberapa tindakan kelam seperti memperkosa dan mencuri, ia terus berjuang dan mencari kekuatan. 

Berkat bimbingan Dang Hyang Lohgawe di Taloka, Arok berhasil memasuki lingkaran kekuasaan di Singasari dan berhadapan dengan Tunggul Ametung. Dengan keberanian, Arok memesan keris sakti dari Mpu Gandring, meskipun harus menunggu lima bulan dan mengorbankan nyawa sang empu. Setelah berhasil membunuh Ametung, Arok menikahi Ken Dedes dan naik tahta sebagai raja Tumapel, menjadikan Singasari sebagai pusat kekuasaannya. 

Dinobatkan sebagai Abiseka Sang Amurwa Bumi dengan gelar Bhatara Guru, ia memimpin dengan kebijaksanaan, membalas budi kepada mereka yang mendukungnya, dan membawa Tumapel ke puncak kejayaan. Ken Arok, dengan segala kontroversi dan pencapaiannya, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah Jawa.

sumber: Prof. Dr. henricus. 2021. "cikal bakal majapahit: tumapel". PT. Cita Intrans Selaras (Citila).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline