Lihat ke Halaman Asli

Tegar Jihad

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Walaupun Online, Kuliah Harus Jadi Prioritas

Diperbarui: 14 Maret 2021   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Saat ini bisa kita lihat bersama banyak sekali perubahan yang terjadi dari berbagai aspek kehidupan. Setelah munculnya pandemi COVID-19, kita tidak bisa melakukan kegiatan normal seperti pada umumnya dan harus menggunakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Perubahan tersebut mencakup segi ekonomi, sosial, politik, dan pendidikan. 

Namun, seiring dengan kebijakan kementrian terkait penanganan COVID-19, dimana proses pendidikan harus dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Dengan diberlakukannya pembelajaran secara daring hal hal tersebut dilakukan untuk mengurangi peningkatan virus  COVID-19.

Pada umumnya proses pembelajaran di sekolah menggunakan metode tatap muka luring antara guru dan peserta didik untuk menyampaikan materi secara maksimal kepada peserta didik. Kini proses pembelajaran telah berubah dengan metode daring adalah sistem belajar tanpa tatap muka secara langsung dengan memanfaatkan komunikasi dan teknologi internet serta dilaksanakan secara online. 

Namun di sisi lain proses pembelajaran yang dilakukan secara daring atau online ini perlu menjadi perhatian bersama antara tenaga pendidik dan mahasiswa atau siswanya agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dalam segi etika. Jika kita berbicara etika kuliah daring, disini kita akan ditujukan mengenai akhlak/nilai/norma yang berlaku pada saat proses perkuliahan berlangsung.

Etika menjadi patokan nilai-nilai moral di dalam tindakan yang dilakukan dosen maupun mahasiswa. Etika secara etimologis berasal dari kata ethos dalam Bahasa Yunani yang berarti adat kebiasaan (etha, jamak). Dalam istilah filsafat, etika berarti ilmu tentang apa yang bisa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. 

Terdapat dua teori etika yakni teori etika deontologi dan teori etika teleologi. Dalam perspektif etika deontologi, suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia jika itu memiliki nilai baik berdasarkan perbuatan yang bernilai baik bagi dirinya sendiri. Sedangkan menurut perspektif teori teleologi  justru melihat baik buruknya perbuatan dengan mendasarkan pada tujuan yang hendak dicapai.

Seiring berjalannya waktu kini perkuliahan online sudah berjalan selama setahun lebih. Banyak mahasiswa yang tidak memperhatikan hal kecil yang sebenarnya perlu diperhatikan dan juga etika saat perkuliahan online berlangsung. Salah satu contoh hal yang selalu disepelekan saat melakukan perkuliahan adalah tidak fokusnya mahasiswa saat sesi kelas berlangsung. Terkadang mahasiswa kurang mempriorotaskan kuliah dengan melakukan kegiatan yang tidak penting seperti, mandi, makan, sedang di perjalanan, dan di keramaian. Beberapa kegiatan tersebut lebih baik kegiatan tersebut diminimalisir agar dapat fokus pada materi yang sedang disampaikan oleh dosen.

 Meskipun dilakukan secara online semestinya kita sebagai mahasiswa lebih memprioritaskan kuliah. Bukankah tidak sopan jika dosen sedang menjelaskan, mahasiswa justru melakukan hal yang tidak penting karena itu sama saja tidak menghargai dosen. Hal tersebut tentunya melanggar etika dalam perkuliahan online. Namun sayangnya masih banyak mahasiswa yang belum mengerti etika perkuliahan secara online atau bahkan hal itu dianggap sepele. Tindakan ini berpengaruh pada materi yang disampaikan oleh dosen, karena secara logika pada saat mahasiswa tidak menyalakan kameranya otomatis mereka tidak memperhatikan materi.

Ditulis oleh

Tegar Jihad Ramadlan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline