Banyak orang yang meyakini bahwa sebuah mimpi ya hanyalah mimpi disaat kita tertidur. Saat kita terbangun, mimpi itu sudah lenyap bagaikan asap. Tapi apakah itu benar?
Saya tidak setuju. Saya memiliki sebuah mimpi. Dan saya yakin suatu saat nanti, saya bisa mewujudkannya.
The New Out Of The Box Library Concept
Saya memiliki sebuah mimpi untuk menciptakan sebuah ekosistem perpustakaan terbesar, tercanggih, terlengkap terstruktur dan terintegrasi yang ada didunia ini. Kenapa harus perpustakaan? Pertama dan jawaban yang cukup singkat, saya seorang kutu buku. Kedua, Indonesia masih membutuhkan orang orang cerdas yang terstruktur.
Apa maksud dari jawaban kedua itu? Saya melakukan pengamatan, Indonesia memiliki banyak sekali orang orang cerdas. Ini terbukti dari berbagai macam orang indonesia yang memenangkan perlombaan internasional, go internasional dengan bakatnya dan mampu menciptakan barang yang luar biasa kreatif atau bisa kita sebut seorang inventor. Misalnya kita ambil salah satu tipe orang cerdas yang menjadi seorang inventor. Beliau, kita akui, adalah seorang genius dalam bidangnya tapi apakah beliau mendokumentasikan ciptaannya? Apakah orang lain bisa mempelajari ciptaannya lalu mengembangkannya menjadi lebih baik?
Maaf, entah saya yang masih kurang berusaha mencari atau memang tidak ada. Saya sulit sekali mencari dokumentasi dari seorang inventor asal Indonesia. Dokumentasi ini bukan hanya sekedar foto foto kegiatan dan barang jadi, tetapi juga tentang catatan harian, percobaan seperti apa yang telah beliau lakukan, eror apa saja yang pernah beliau dapatkan, bagaimana prosedur yang beliau lakukan dan sebagainya. Hal itu sangat penting, untuk meningkatkan kemampuan riset bangsa Indonesia. Terlebih, hal tersebut akan menciptakan jenius jenius lain yang artinya juga turut mencerdaskan bangsa.
Dari hipotesa itu, saya dapat menarik kesimpulan awal. Untuk menciptakan seorang jenius, kita harus menyediakan saran ilmu untuk dia cerna. Salah satu penyaluran ilmu adalah pembuatan dan distribusi dokumentasi baik berupa buku ataupun internet. Untuk dapat membuat dokumentasi maupun melakukan riset yang baik, rapi dan terstruktur dibutuhkan ilmu tambahan yang didapatkan dari buku dan referensi lainnya. Ya, intinya kita membutuhkan one stop knowledge center. Apa itu? Ya Perpustakaan.
Apa Bedanya?
Lalu mungkin ada yang bertanya, apa bedanya dengan perpustakaan perpustakaan besar di luar negeri? Sekali lagi, saya tidak akan membuat sebuah perpustakaan, tetapi sebuah ekosistem perpustakaan. Sebelum lebih jauh lagi dengan konsep ekosistem perpustakaan, saya akan coba menampilkan beberapa contoh the greatest library in the world yang dengan mudahnya dicari di google. Saya akan menggunakan referensi dari web ini: http://mentalfloss.com/article/51788/62-worlds-most-beautiful-libraries
[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Trinity College Library, Ireland"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="565" caption="Bibliotheque Nationale de France, France"]
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="565" caption="Admont Abbey Library, Austria"]
[/caption]
Oke, sangat mengesankan bukan? Jujur saya belum pernah kesana satupun. Tetapi saya memiliki asumsi setelah melihat lihat gambar tersebut. Apa tujuan saya ke perpustakaan? Apakah untuk mencari buku dan referensi atau jalan jalan serta studi tur?
Saya tidak melihat fungsi dari perpustakaan itu sendiri. Saya membutuhkan sebuah perpustakaan yang dapat memudahkan saya untuk menemukan buku yang saya cari tanpa harus saya menuju ke lorong berapa, rak berapa dan kolom keberapa.
Bagaimana jika robot yang yang mencarikan kita buku yang kita cari dan viola, buku sudah ada di depan mata dalam hitungan detik. Apakah itu mungkin dilakukan? Tentu, kebetulan saya berada pada disiplin ilmu mekatronika yang memang mempelajari tentang robot robot cerdas. Biarkan robot robot tersebut yang menjadi librarian yang mengurus ribuan hingga jutaan buku yang kita simpan di perpustakaan ini.