Lihat ke Halaman Asli

Melukai karena Pernah Dilukai

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh: Rade Ludji

Setiap orang yang terlahir kedunia ini membutuhkan kasih sayang dan yang pasti tidak seorang pun mau merasakan luka, karena luka itu menyakitkan. Namun, tidak sedikit orang yang memilih untuk menyimpan luka. Luka yang tersimpan begitu lama, akan menjadi sangat sensitif ketika bagian itu disentuh. Ada juga kondisi dimana pemilik luka tidak lagi merasakannya karena sering terluka dibagian yang sama. Hal itu mengakibatkan pemilik luka merasa bahwa ia tidak memerlukan penyembuhan dan mungkin juga tidak tahu bagaiamana cara menyembuhkannya karena mengalami luka yang sangat lama.

Tidak dapat dipungkiri, ketika bagian yang terluka disentuh akan menjadi sangat sensitif. Akibatnya, dengan berbagai cara mereka akan berusaha agar orang lain tidak menyentuh bagian yang terluka itu, bahkan tidak jarang mereka akan melukai orang-orang yang menyentuhnya. Kondisi lain yang sering terjadi adalah mereka akan melukai orang-orang yang sering berinteraksi dengan mereka.

Tanpa disadiri ada banyak orang yang mengalami luka dan banyak hal yang membuat orang bisa terluka. Mereka terluka karena dikhianati, mereka terluka karena ditolak dan dianggap tidak bisa, mereka terluka karena perkataan orang-orang disekitar, mereka terluka karena ditinggalkan oleh orang-orang yang dikasihi.

Dalam kondisi seperti ini tidak ada cara lain kecuali mengobatinya. Menyembunyikan bukanlah cara yang efektif karena luka itu akan tetap ada. Memaafkan orang yang melukai dan berkomitmen untuk mengasihi mereka apapun yang mereka lakukan, merupakan salah satu cara ampuh untuk mengobati luka.

Ketika orang yang terluka belum benar-benar sembuh maka ia akan sangat cepat untuk melukai orang lain. Memaafkan dan mengasihi adalah kuncinya. Mengasihi akan menolong kita untuk tidak melukai dan terluka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline