Lihat ke Halaman Asli

Salah Alamat Tuduhan Singapura Terhadap Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Asap lagi asap lagi? Itulah yang dikeluhkan oleh negara tetangga kita akhir-akhir ini. Asap yang dihasilkan dari kebakaran hutan di Sumatera ini biasanya terjadi tiap kali musim kemarau. Asap tersebut diklaim hasil ekspor dari Sumatera telah mengganggu aktivitaas di negara tersebut. Tidak tanggung-tanggung Singapura menyampaikan kritikannya kepada pemerintah Indonesia yang dinilai membiarkan kejadian ini melalui sejumlah media.

Menanggapi kritikan pedas Singapura, Indonesia tidak mau tinggal diam. Melalui Menko Kesra Agung Laksono menangkis tuduhan dan malah membalikannya dengan mengatakan lahan yang terbakar di Sumatera sebagian besar justru milik perusahaan asal dari Singapura dan Malaysia.

Terkait pembakaran tersebut, seharusnya pemerintah Singapura tidak melimpahkan sepenuhnya kesalahan terhadap Indonesia karena pembakaran lahan ternyata dilakukan secara sengaja. Hukuman bagi pembakaran lahan baik individu ataupun korporasi dapat dipidana dan dipenjara. Tuduhan balik Agung Laksono ternyata dimentahkan kembali oleh perusahaan yang beroperasional di Sumatera, karena mereka menyakini telah menggunakan eksavator dan buldoser dalam membersihkan lahan sebelum ditanami kembali.

Meyayangkan sikap pemerintah yang juga terlalu reaktif apabila terjadi gangguan di negaranya. Memang wajar, tetapi alangkah baiknya pemerintah Singapura membantu pemerintah Indonesia untuk bersama-sama menanggulanginya, karena kasus asap bukan kali pertama menganggu aktivitas di negara tersebut. Adapun usaha yang dapat dilakukan dengan deforestitasi terhadap lahan gundul serta pemadaman hot spot maupun pemantauan terhadap perusahan nakal asal negara tersebut yang diam-diam melakukan pembakaran lahan untuk keperluan bisnis.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline