Lihat ke Halaman Asli

Di Balik Lunaknya Sikap Malaysia Terhadap Asap Riau

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Singapura diserang asap, sekarang giliran Malaysia yang terkena asap kiriman dari Riau. Segera Pemerintah malaysia mengumumkan status darurat asap karena capaian indeks standar polutan (PSI) sudah berada pada level mengkhawatirkan yaitu 750 atau sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Tidak seperti negara Singapura yang terus memojokkan dan menyalahkan Pemerintah Indonesia karena kurang tanggap dalam meredam asap. Pemerintah Malaysia justru disibukkan mengurusi dalam negerinya dengan menginstruksikan penduduk di Muar dan ledang menghentikan aktivitasnya serta tetap tinggal di rumah termasuk meliburkan ratusan sekolah. Berbeda dengan negara tetangga, Singapura, Malaysia tidak terlalu vokal dalam memrotes terhadap Indonesia atas insiden asap ini.

Dalam hal ini Malaysia bersikap sedikit tidak reaktif dibanding dengan Singapura serta bersikap menahan diri. Adapun pertimbangan karena perusahaan perkebunan di Riau adalah milik Malaysia antara lain PT Langgam Inti Habrida, PT Bumi Reksa Nusa Sejati, PT Tunggal Mitra Platation, PT Abdi Platation, PT Jaya Perkasa, PT Udaya Loh Dinawi dan PT Mustiak Agro Lestari.

Alasan inilah yang menyebabkan Malaysia lebih menahan diri dan tidak ikut-ikutan latah karena apabila salah bersikap maka akan menjadi senjata makan tuan, karena perusahaan Malaysia lah sebagai otak dibalik pembakaran lahan. Apabila Malaysia ikutan latah menyalahkan Indonesia, maka Malaysia akan semakin terdesak dan disalahkan kembali.

Memang secara lugas dapat dikatakan bahwa asap merupakan senjata baru dalam perang dan diplomasi modern. Bukitnya Pemerintah Indonesia tidak gentar dengan tekanan dan nota protes dari Singapura yang terus membombardir pernyataan di media massa terkait dengan perang asap.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline