Siapa sangka limbah rumah tangga seperti minyak jelantah dapat diubah menjadi sebuah inovasi yang menarik, yaitu lilin aromaterapi dengan aroma-aroma wangi khas yang beragam. Minyak jelantah sendiri seringkali ditemukan di rumah-rumah warga sebagai sampah dengan kandungan zat kimia yang tidak dapat didaur ulang.
Di Desa Tumpakrejo, limbah rumah tangga seringkali dibuang sembarangan oleh masyarakat dan hal tersebut dapat menimbulkan pencemaran lingkungan sekitar. Oleh karena itu, munculnya inovasi seperti lilin aromaterapi dari minyak jelantah dapat mengurangi limbah rumah tangga serta dapat meningkatkan pendapatan ekonomi warga di Desa Tumpakrejo karena dapat menciptakan sebuah produk yang dapat dijual.
Permasalahan terkait limbah rumah tangga seperti minyak jelantah di Desa Tumpakrejo memunculkan sebuah program inovasi yang kreatif dari mahasiswa KKN Universitas Brawijaya, yaitu pembuatan lilin aromaterapi yang mudah dibuat oleh ibu-ibu di Desa Tumpakrejo.
Dalam program pembuatan lilin aromaterapi, para mahasiswa UB melakukan penyuluhan kepada seluruh ibu-ibu di Desa Tumpakrejo terkait bahaya serta manfaat dari minyak jelantah yang dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2024. Tidak hanya memberikan materi, melainkan juga para mahasiswa memberikan praktik terkait pembuatan lilin aromaterapi.
Para mahasiswa menunjukkan proses prosedur pembuatan lilin mulai dari penyaringan minyak jelantah hingga pendinginan. Untuk lebih jelasnya, prosedur tersebut terdiri dari pengumpulan minyak jelantah, penyaringan minyak, pembersihan minyak, pencampuran bahan, pemanasan, penuangan ke wadah cetak, hingga proses pendinginan dan pengerasan.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam prosedur pembuatan lilin juga mudah didapatkan di Desa Tumpakrejo, seperti minyak jelantah, bleaching earth, parafin, stearin, krayon, essensial oil, sumbu, dan gelas kaca. Selain itu, para mahasiswa juga menunjukkan tampilan kemasan siap jual lilin aromaterapi kepada ibu-ibu Desa Tumpakrejo.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di salah satu rumah warga ketika pelaksanaan tahlilan rutin ibu-ibu. Pembuatan lilin aromaterapi dilaksanakan setelah tahlilan berakhir mulai pukul 13.30 hingga pukul 16.00. Selama kegiatan, ibu-ibu sangat antusias untuk berpartisipasi dalam mengikuti sosialisasi yang diberikan oleh para mahasiswa dari Universitas Brawijaya dengan memperhatikan secara seksama," Programnya sangat menarik, hasilnya juga bisa di pasarkan untuk manambah pengahsilan dari ibu-ibu di Desa Tumpakrejo,"ungkap Winarmi, Kader PKK Pokja Satu".
Program yang diadakan para mahasiswa Universitas Brawijaya tentu sangat mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terutama penggunaan minyak jelantah dalam pengurangan limbah rumah tangga. Dalam kegiatan ini, ibu-ibu di Desa Tumpakrejo dapat meningkatkan ekonomi dan peluang bisnis dengan pembuatan lilin aromaterapi yang dapat diperjualbelikan, sehingga ibu-ibu dapat memanfaatkan sisa minyak jelantah yang berada di rumah mereka untuk dihasilkan menjadi lilin aromaterapi.
Seperti yang telah diketahui, minyak jelantah yang awalnya sebagai limbah rumah tangga alhasil dapat menjadi barang yang bermanfaat dan menghasilkan uang. Oleh karena itu, minyak jelantah dapat memberi keuntungan bagi masyarakat terutama ibu-ibu yang berada di desa Tumpakrejo dengan pembuatan lilin aromaterapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H