Lihat ke Halaman Asli

Tedi Sediana

Guru SMP Al-Hasra kota Depok

Integrasi Nilai-nilai Pancasila dan Agama dalam Memperkuat Karakter Peserta didik

Diperbarui: 6 September 2024   01:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Globalisasi memiliki dampak positif dan negatif bagi peserta didik, sisi positifnya dengan teknologi informasi dan komunikasi peserta didik dapat dengan mudah memperoleh berbagai informasi untuk memperkaya pengetahuan mereka, namun sisi negatifnya globalisasi juga dapat meningkatkan individualisme dan kosmopolitanisme, dimana hal tersebut dapat menggerus nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong dan kebersamaan yang dijarkan kepada peserta didik di sekolah, tantangan lainnya yang muncul adalah degradasi perilaku peserta didik, hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kekerasan di kalangan peserta didik, penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk, kurangya rasa hormat terhadap orang tua dan guru, menurunnya rasa tanggung jawab, ketidakjujuran, saling curiga dan ujaran kebencian menjadikan pendidikan karakter menjadi penting untuk terus dilaksanakan di lingkungan sekolah.

Nilai-nilai Pancasila adalah nilai dasar yang harus diterima secara mutlak oleh warga negara sebagai sebuah kebenaran. Nilai-nilai dasar Pancasila diantaranya adalah nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai tersebut telah ada dan disusun oleh para pendiri bangsa serta menjadi nilai dasar negara kita.

Nilai-niliai Pancasila merupakan pedoman sekaligus pandangan hidup bangsa Indonesia dalam menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat, bangsa dan negara diberbagai aspek kehidupan, baik itu di bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, maupun sosial budaya.

Bagi peserta didik sering menjadi pertanyaan… nilai Pancasila yang manakah yang dimaksud yang harus mereka laksanakan dalam kehidupan?, Dikutip dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (2017: 14-17) upaya untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara telah disarikan dalam butir-butir pengamalan Pancasila sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

  • Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
  • Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
  • Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

  • Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  • Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  • Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  • Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
  • Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
  • Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  • Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  • Berani membela kebenaran dan keadilan.
  • Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia

  • Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  • Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
  • Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
  • Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
  • Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
  • Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
  • Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusywaratan Perwakilan

  • Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
  • Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
  • Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  • Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
  • Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
  • Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
  • Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  • Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
  • Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
  • Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

  • Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  • Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
  • Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  • Menghormati hak orang lain.
  • Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
  • Suka bekerja keras.
  • Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  • Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Nah, nilai-nilai Pancasila yang telah disampaikan di ataslah yang harus terus ditanamkan dalam pembentukan karakter peserta didik di sekolah.

Nilai Agama adalah seperangkat ajaran yang merupakan perangkat nilai-nilai kehidupan yang harus dijadikan alat ukur oleh para pemeluknya dalam menentukan pilihan tindakan di dalam kehidupannya. tidak bisa tidak nilai agama ini juga sangat diperlukan serta memiliki peranan yang sangat signifikan dalam pembentukan karakter peserta didik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline