Lihat ke Halaman Asli

Buku Tua Terbitan Tahun 1876

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14129028391940644844

Pagi ini aku melihat, memegang dan membaca buku berbahasa Belanda yang usianya sudah lebih dari satu abad. Buku asli itu diterbitkan pemerindah Hindia Belanda pada tahun 1876, tepatnya berusia 138 tahun. Buku tersebut terdiri dari 3 edisi yang mulai diedarkan pada waktu yang berbeda. Judulnya “Staatsblad Van Nederlands Indie”.

14129028761125572506



Isi buku yang tebalnya kira-kira 10 cm, adalah tentang keputusan-keputusan hukum yang terdapat dinegara jajahan Belanda khususnya Indonesia sekitar tahun 1876. Salah satu informasi dalam buku tersebut yang terdapat pada halaman 93 adalah peta pantai barat Pulau Sumatera mulai dari Aceh sampai dengan Bengkulu. Nama kota yang ada dalam peta tersebut penulisannya hampir sama seperti sekarang, cuma penulisan ejaannya saja yang berbeda seperti Lubuk Basung ditulis Loeboe Bassong.

1412902911256799295



Karena aku sama sekali nggak mengerti bahasa Belanda jadi yang kulakukan cuma melihat-lihat saja. Ada beberapa kata dalam buku tersebut yang aku translate melalui Mbah Google, namun mbah google menginformasikan bahwa ejaan jaman itu telah berubah. Contohnya dibuku itu tertulis regten, mbah google menulis menjadi rechten. Kemudian verpligtingen menjadi verplichtingen.

14129029521676608638



Di halaman 64, terdapat informasi mengenai undang-undang yang mengatur hubungan kerja antara atasan dan bawahan, serta beberapa aturan lain terkait masalah panen petani. Jika gagal panen maka petani dibebaskan sebagain atau seluruhnya membayar pajak pada pemerintah atas persetujuan GubernurJenderal.

1412902985423052111



Buku dengan kondisi kertas yang sudah lapuk, sehingga harus pelan-pelan benar saat membuka halamannya. Bahkan aku melakukannya lebih hati-hati ketika membuka halaman buku tersebut ketimbang saat menggendong bayi. Kertasnya nggak boleh sampai terpencet atau digenggam, dia akan hancur seperti kertas yang habis dibakar. Mungkin dulunya buku kertas ini berwarna putih, namun saking lamanya tersimpan berubah menjadi agak coklat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline