Lihat ke Halaman Asli

Marsha, Pooh, Pocong Serbu Bunderan HI

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14163843152061289638

Belakangan ini jikalau ingin melihat langsung Marsha yang membintangi film kartun Marsha and The Bear, nggak perlu jauh-jauh ke Rusia negeri asal Marsha diciptakan. Marsha yang sedikit agak bandel kini selalu hadir di air mancur bunderan Hotel Indonesia, setiap ada car free day dihari minggu.



Marsha yang ramah mengajak para pengunjung air mancur tersebut untuk berfoto bersama, kebanyakan anak-anak yang diajak berfoto juga senang, hampir nggak ada yang menolak atau menangis. Bahkan ada anak kecil yang berumur dua tahun, gemas melihat Marsha lalu menjambak rambutnya yang pirang serta menyentuh giginya yang rada nongol itu.

14163843532140930519



Saat car free day, Marsha nggak sendirian. Ada juga Winnie The Pooh yang ikut beraksi menemani pengunjung membagi kegembiraan. Sama seperti Marsha, Pooh juga mengajak masyarakat untuk berfoto, tapi tolong diingat fotonya nggak gratis lho...!

14163843851628896163



Selain Marsha dan Pooh, ada juga pocong yang turut hadir menghiasi kegembiraan saat kita berolahraga pagi. Beda dengan pocong, rata-rata yang berfoto semuanya hampir orang dewasa. Anak-anak nggak ada yang mau mendekat, mungkin karena takut atau memang sudah ditakut-takutin dirumah oleh keluarganya, jadi yang berfoto bareng pocong nggak begitu ramai.

Didepan mereka semua sebuah kaleng yang disediakan untuk memberi sekedar uang ala kadarnya, nggak dipaksa mau memberi berapapun boleh. Yang jelas kaleng itu disediakan sebagai petunjuk bahwa jika ingin berfoto, maka kita juga harus berbagi rejeki. Sebab memakai kostum Marsha, Winnie serta pakaian pocong membutuhkan modal. Modal sewa baju dan tentu saka make up.

14163844391678087642



Oh ya… selain itu ada juga ondel-ondel yang turut meramaikan suasana car free day, namun sayangnya ondel ondel ini agak pemalas. Dia nggak mau menampilkan keahliannya sebagai alat seni budaya. Melainkan berjalan berkeliling sambil nengteng kaleng, tanpa malu-malu minta uang pada masyarakat yang ada disepanjang jalan thamrin. Kalau boleh dibilang ondel-ondel cuma bisa mengemis. Sepatutnya bukan itu yang dilakukannya, karena mengurangi martabatnya sebagai simbol budaya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline