obrolan ini terjadi siang hari dengan sahabat saya, sebut saja wisnu, di beranda rumah teduh tempat kami sering sharing tentang tulisan, dan beberapa hal yang akhirnya melebar ke hal-hal yang sebenarnya tidak penting, tapi biasanya berujung pada sesuatu yang membuat saya merenung. hehe. atau mungkin saya yang terlalu sering merenung ya, haha. sambil menikmati masing-masing segelas es lemon tea, pembicaraan berawal dari pengakuan wisnu.
"hal konyol apa yang pernah kamu lakukan dan sekarang kamu sesali, tea?"
uhm. mungkin banyak. saya sering melakukan hal konyol yang saat itu terasa menyenangkan tapi kemudian saya sesali. "banyak, tapi sepertinya aku tak perlu membuat pengakuan padamu, nu," kata saya. wisnu tertawa. "mau dengar pengakuanku?" tanyanya yang sepertinya tak butuh jawaban saya. "aku pernah dipenjara selama 4 hari." HAAAAAH ?!? wait, sebentar. sebentar, saya jelaskan bagaimana sosok wisnu itu, ya. wisnu itu laki-laki usia 20an, baru saja lulus kuliah, senang menulis dan membaca, tampan, wajahnya polos, tipe anak manis, sikapnya santun, tidak urakan, yah seperti itulah. mana saya percaya dia pernah 4 hari di penjara. kenapa? dalam kasus apa ? "waktu itu aku dan sepupuku lagi acara di sebuah kafe, kami mabuk berat. pas pulang, di luar gedung, sepupuku singgungan sama orang. mereka ribut. aku bantuin. ya gitu deh, tiba-tiba ada polisi datang dan kami diciduk. empat hari aku di penjara. yaks. enggak banget deh." saya terbahak. iiih, enggak banget yah. beneran deh. "mungkin itu juga ya yang bikin aku nggak pede nyari pacar, takut ketauan belangnya masa laluku," katanya kemudian, tertawa. "iih, nggak segitunya kali, nu. lagian itu kan udah masa lalu. kecuali keluhan kamu adalah nyari kerjaan. kamu mencantumkan aib kamu : pernah di bui 4 hari : di CV kamu," saya tergelak."mana ada kantor yang mempekerjakan kriminal. kecuali kamu tergabung di kelompoknya george clooney di ocean eleven." kami terbahak. "mana yang lebih termaafkan, pernah melakukan kriminalitas atau terjerat narkoba?" tanya wisnu kemudian, menerawang. mengingat wisnu pernah cerita semasa kuliah dia sempat pakai, tapi tidak lama dan sejak itu dia sudah bersih. setahu saya siy sampai sekarang wisnu bersih. "menurut kamu, dosa mana yang tidak termaafkan, tea, narkoba atau kriminal?" tanya wisnu insist. aku tersenyum, "keduanya termaafkan, nu." "masa' siy?" wisnu tak percaya. "yang tidak termaafkan itu, perselingkuhan," kata saya, ringan. wisnu membelalak. lalu tertawa kecil. "apalagi yang selingkuh si perempuannya, ya, tea." "sepertinya begitu," sahutku pendek. "menurut kamu, nu, kamu akan memaafkan pasangan kamu kalau dia selingkuh?" wisnu terdiam. lama. menyesap es lemon teanya. terdiam lagi. berpikir. aku tertawa melihatnya berpikir sedalam itu. "serius, tea, mungkin aku akan memaafkan dia. tapi aku akan melihat dulu kesalahan apa yang aku lakukan hingga membuat dia berpaling dariku. seandainya alasannya berselingkuh adalah karena ketidakmampuan aku menjadi pasangannya, mungkin aku akan memaafkan dia, dan kalau aku mencintainya dan dia masih mau mencintaiku, mungkin aku akan perbaiki hubungan kami. yah. tapi itu bukan sesuatu yang mudah. benar katamu, mungkin akan menjadi berbeda setelah semua perselingkuhan itu terjadi. kalau berpikir begini, memang tindakan kriminal dan jerat narkoba lebih ringan dari pada dosa perselingkuhan." kami merenung. kami menyesap es lemon tea kami hingga tandas. sepertinya pertanyaan itu mengeringkan pikiran kami. hehe. laki-laki, sekalipun alasan perselingkuhan yang wanita lakukan adalah karena kesalahannya, misal : tidak ada perhatian, sibuk dengan pekerjaan, tidak mampu menafkahi, kehidupan seksual yang monoton, tak mampu memberi kebahagiaan lahir batin, apapun itu ... jiwa superior laki-laki akan merasa "kalah" dengan laki-laki lain. ada daya saing yang melukai ego bila harus disandingkan dengan laki-laki lain, sekalipun lelaki tandingannya itu jauh lebih jelek, tidak lebih kaya, atau apapun alasan wanitanya memilih untuk berselingkuh. saya merenungkan kalimat wisnu. betapa mulia pikirannya yang sederhana. tidak mudah bagi lelaki menerima kekalahan. menerima alasan perselingkuhan pasangannya karena kelemahan dirinya. lalu memaafkan. dan menjalin untuk memperbaiki hubungan yang sudah poranda. semoga wisnu tak pernah mengalami itu. semoga saya tidak pernah berada di posisi itu. dan semoga obrolan saya dan wisnu siang itu yang saya tuliskan di sini, mampu menjadi pagar bagi teman-teman yang mencintai pasangannya. pada kesempatan ini pula, saya ucapkan terima kasih pada teman-teman baru saya yang memberi banyak masukan di tulisan saya sebelumnya, betapa mencintai pasangan adalah juga wujud dari mencintai TUHAN. terima kasih atas persahabatan baru yang terbentuk di dunia maya ini. semoga kita mampu saling menguatkan. salam, : tea : ditulis siang-siang di warnet dekat rumah karena listrik di rumah mati ^^ tiba-tiba saya kangen suami saya, dan sebentar saya akan menelepon dia untuk makan siang di rumah, saya mau masak yang enak buat suami saya ^^ luv, : t : >> foto diambil dari http://www.google.co.id/imglanding
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H