Lihat ke Halaman Asli

T Cilik Pamungkas

Pecinta budaya

Perempuan yang Menghidupkan Nenek Moyang

Diperbarui: 20 Juni 2022   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo di depan diorama ekskavas. Sangiran. Doc. Pribadi.

Belajar tentang nenek moyang di Museum Sangiran menjadi lebih jelas dengan melihat visual bentuk manusia purba (Homo Erectus dan Homo Sapiens). 

Tahukah kamu siapa yang menciptakan karya-karya hebat ini? Adalah Elisabeth Daynés seorang paleoartist dari Perancis yang membuat kita dapat melihat nenek moyang. Ia mengawali karirnya pada 1981 sebagai pembuat topeng pertunjukan di Théâtre de la Salamandre, Lille. Lalu pada 1984, mendirikan studio patungnya sendiri di Paris yang bernama Atelier Daynes. 

Ia juga berkontribusi untuk museum lainnya diantaranya Museum in Montignac, Musée des Merveilles (Perancis), Field Museum of Natural History, Transvaal Museum (Amerika Serikat), Naturhistoriska riksmuseet (Swedia), dan Museum of Human Evolution (Spanyol).UNESCO menetapkan Situs Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia Nomor 593 pada tahun 1996 dengan nama The Sangiran Early Man Site. 

Sangiran menyumbangkan pengetahuan penting mengenai bukti-bukti evolusi (perubahan fisik) manusia, evolusi fauna, kebudayaan, dan lingkungan, yang terjadi sejak dua juta tahun yang lalu. Karena nilai-nilainya (OUV), Situs Sangiran telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.

Elizabeth Daynes. Doc. Kemdikbud.

Di Sangiran, kita juga bisa melihat tanah purba. Dulu terjadi fenomena alam, yang mengakibatkan tanah paling tua berada di lapisan paling atas. 

Nah saya melakukan susur sungai untuk melihat langsung tanah ini (jangan khawatir, di museum kita juga bisa melihat tanah ini). Berada di sawahpun sering kita jumpai tanah bercampur dengan fosil binatang laut. Tujuan saya ini sekaligus melihat tempat penemuan Sangiran 13 (tengkorak yang berkontribusi besar pada ilmu pengetahuan).

Susur sungai rute tempat penemuan Sangiran 13. Doc. Pribadi.

Bagi Anda yang sedang berada di Solo, jangan lupa mampir ke Sragen untuk berkunjung ke tempat ini. Museum Sangiran yang terletak di kawasan Situs Sangiran dibagi menjadi lima klaster. 

Klaster pertama adalah Klaster Krikilan yang berfungsi sebagai pusat kunjungan atau visitor center; Klaster Dayu; Klaster Bukuran; Klaster Ngebung; dan Museum Manyarejo. Situs ini buka setiap Selasa - Minggu, pukul 08.00 s.d 16.00 WIB.

Photo di diorama dengan karya Elizabeth Daynes. Doc. Dinas Kebudayaan DIY.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline