Lihat ke Halaman Asli

Sartadja Kartadiredja

Lojor ulah dipotong, pondok ulah disambung

Tukang Kode

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

136664741688021338

Bagi matematikawan kombinasi dari empat angka menjadi bahan pemikiran yang membuahkan rumus-rumus kombinasi. Berbeda dengan itu, pejudi memanfaatkan kombinasi angka tersebut untuk sebuah peruntungan. Istilah populer yang pernah saya dengar adalah 'ngecak.' Ngecak kode buntut biasa dilakukan setiap minggu pada hari pemasangan buntut atau ada pula yang menyebutnya togel. Baik matematikawan maupun tukang buntut, berkaitan dengan kombinasi ini, tak lain berurusan dengan kode-kode.

Manusia menciptakan kode-kode, mengembangkan dan memanfaatkanya untuk suatu manfaat yang bisa langsung dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan, hidup tanpa kode. Mungkinkah kita bisa menikmati dunia maya seperti saat ini? Mustahil. Bahkan, katanya, bahasa itu sendiri adalah kode. Apapun itu bentuknya, manusia setiap saat brurusan dengan kode.

Karena kode inilah, saat ini saya menjadi tukang kode. Istilah kerennya 'coding.' Coding adalah pembuatan atau penyusunan instruksi kepada komputer untuk melakukan perbuatan tertentu. Jadi, seperti manusia, komputer pun punya bahasa. Semua yang tampil pada halaman yang anda baca ini, adalah hasil 'coding' para gaek komputer. Mula saya jadi tukang kode hanya main-main saja. Sama halnya ketika mula merokok. Hanya main-main saja. Lama kelamaan, sepanjang pekerjaan menuntut dalam hal pengolahan data, jadi tukang kode membuat saya lebih santai bekerja. Untuk sebuah load kerja yang secara manual bisa menghabiskan waktu satu minggu, dalam hitungan menit saya mampu selsaikan. Aha, boleh juga. Saya mejadi pekerja yang malas, tapi lumayan efektif.

[caption id="attachment_256526" align="aligncenter" width="686" caption="Bukan Kode Togel"][/caption]

Tukang kode harus mampu mencurahkan konsentrasi pikiran sepenuhnya kepada satu masalah yang sedang dihadapi. Bukan hanya itu, dia juga harus sedikit 'pandai' memanipulasi persoalan dan memecahkanya. Kira-kira seperti kita waktu di sekolah memecahkan persoalan aljabar. Begitulah.

Ada satu persoalan besar bagi tukang kode: Kekurangan informasi dalam bahasa Indonesia tentang teknologi yang tengah digelutinya. Meskipun saat ini ada mbah Google, saya jarang sekali bisa menemukan artikel-artikel atau pun buku-buku tentang tukang kode dalam bahasa Indonesia yang membahas suatu persoalan dengan mendalam. Paling banter cuma tip dan trik. Padahal, menurut saya keterbukaan informasi atau akses informasi yang mudah bagi calon-calon tukang kode muda Indonesai sangatlah menentukan seberapa piawai nantinya mereka memecahkan masalah.

Bila tukang insyinyur seperti si Doel, sudah mampu menjadi orang nomor dua di Banten, bukan hal yang mustahil, suatu saat nanti tukang kode pun bisa menjadi President Republik Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline